KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Allah SWT,
dengan tersusunnya Profil Puskesmas Blimbing Gudo tahun 2019, sebagai sarana informasi untuk
mengetahui hasil pelaksanaan program kesehatan yang telah dilaksanakan.
Laporan tahunan Puskesmas Blimbing Gudo Kabupaten Jombang tahun 2019
ini,mencakup berbagai upaya kesehatan yaitu : Pencegahan dan Pemberantasan
Penyakit Menular, Penyehatan Lingkungan, Peningkatan Kesehatan Keluarga dan
Gizi Masyarakat, Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, Pemberdayaan
Masyarakat, Peningkatan Pelayanan Kesehatan Dasar, Peningkatan Manajemen
Pelayanan Kesehatan, dan Peningkatan Pelayanan Kesehatan bagi Keluarga Miskin,
dengan harapan agar hasil yang telah dicapai dengan segala masalah dan
hambatannya dapat dipergunakan untuk analisis perencanaan dan tindak lanjut
pelaksanaan dimasa yang akan datang.
Laporan tahunan yang telah disusun
ini masih jauh dari sempurna. Kami mohon partisipasi semua pihak yang terkait
untuk menyumbangkan pikiran maupun masukan guna meningkatkan mutu Laporan tahunan
berikutnya.
Kepada semua pihak yang telah
menyumbangkan pemikiran hingga terbitnya Laporan tahunan ini sangat kami hargai
dan kami ucapkan terima kasih.
Jombang,
31 Desember 2015
Kepala Puskesmas Blimbing
Gudo
AGUSTINUS SUMARNO
NIP.
196909042001121010
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar 1
Daftar Isi 2
PENDAHULUAN 3
Gambaran
Umum 5
Visi misi dan kebijakan kesehatan
A.
Sumber Daya
Anggaran
Puskesmas tahun 2015 menurut jenis dan
Sumber dana
Tenaga
Sarana
Kesehatan
B.
Hasil Pelaksanaan Program Kesehatan 2015
Upaya
Peningkatan Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Upaya
Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit
Upaya
Penyehatan Lingkungan
Upaya
Peningkatan Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat
Upaya
Peningkatan Perilaku dan Pemberdayaan Masyarakat
Upaya
Peningkatan Manajemen Pelayanan Kesehatan
Upaya
Peningkatan Pelayanan Kesehatan bagi Keluarga Miskin
D. HAMBATAN DAN
PEMECAHAN MASALAH
Upaya
Peningkatan Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Upaya
Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit
Upaya
Penyehatan Lingkungan
Upaya
Peningkatan Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat
Upaya
Peningkatan Perilaku dan Pemberdayaan Masyarakat Upaya Peningkatan
Pelayanan Kesehatan bagi Keluarga Miskin
PENUTUP
LAMPIRAN PUSKESMAS DALAM DATA (PROFIL DAN SPM)
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Derajat
kesehatan yang optimal adalah tujuan akhir dari pembangunan kesehatan yang upayanya dilandaskan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi seluruh masyarakat. Untuk
mewujudkan derajat kesehatan optimal bagi masyarakat maka diselenggarakan upaya kesehatan dengan
pendekatan yang komperhensif meliputi pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotive), pencegahan penyakit (preventive), penyembuhan penyakit (curative) dan pemulihan kesehatan (rehabilitative) yang dilaksanakan secara
menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.
Upaya
kesehatan yang komperhensif sebagaimana diatas dilaksanakan dengan tujuan dapat
menyelenggarakan upaya kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau oleh
masyarakat terutama yang berpenghasilan rendah didukung oleh peran serta aktif
dari masyarakat.
Upaya
penyelenggaraan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau oleh masyarakat
tidak dapat tercapai bila penyelenggaraan kesehatan itu hanya menjadi tangungg
jawab pemerintah saja, namun harus mendapat dukungan dari semua pihak khususnya
seluruh elemen masyarakat dan sektor terkait.
Untuk mengoptimalkan peran
serta masyarakat dan elemen pendukung lain maka sektor kesehatan dalam hal ini
khususnya puskesmas berupaya memberikan informasi yang tepat dan akurat kepada
masyarakat dan sektor terkait tentang kebijakan kesehatan yang tengah
dilaksanakan.
Puskesmas
dalam hal ini mengambil peran sebagai leading
sector pelayanan kesehatan yaitu menjadi pusat pengembangan yang
melaksanakan pembinaan dan memberikan pelayanan kesehatan menyeluruh dan
terpadu diwilayah kerjanya dan dijadikan sebagai rujukan primer bagi masyarakat
dalam memperoleh informasi dibidang kesehatan.
B. Tujuan
1. Tersedianya
data / informasi kesehatan dan non kesehatan yang terkait dan berpengaruh
terhadap derajat kesehatan masyarakat wilayah Puskesmas Blimbing Gudo.
2. Dapat
mengetahui hasil pelaksanaan kegiatan masing-masing program kesehatan yang
telah dilaksanakan dalam satu tahun kerja.
3. Dapat
mengetahui sumber permasalahan dan penyebabnya serta mengupayakan alternatif
pemecahannya.
4. Dapat
digunakan sebagai acuan penyusunan perencanaan kegiatan program kesehatan tahun
berikutnya.
C. Manfaat
1. Manfaat Internal
Dapat dijadikan bahan
evaluasi kinerja dan pencapaian program serta pertimbangan penyusunan rencana
kesehatan tahun berikutnya
2. Manfaat eksternal
Dapat digunakan oleh
pimpinan administrasi kesehatan dan unit-unit terkait lain, terutama dalam
rangka tinjauan / revisi tahunan mengenai kondisi kesehatan masyarakat di
wilayah kerja terkait dengan pembangunan wilayah secara keseluruhan.
D.
Ruang
Lingkup
1. Indikator dan penilaian Kinerja
a. Pelayanan UKM Esensial Puskesmas ;
1.
Upaya Promosi Kesehatan
2.
Upaya Kesehatan Lingkungan
3.
Upaya Pelayanan KIA – KB
4.
Upaya Pelayanan Gizi
5.
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular
b. Pelayanan UKM Pengembangan
1.
Upaya Keperawatan Kesehatan Masyarakat
2.
Upaya Kesehatan Jiwa
3.
Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat
4.
Upaya Pelayanan Kesehatan
Tradisional
5.
Upaya Kesehatan Olahraga
6.
Upaya Kesehatan Penyakit Tidak Menular
7.
Upaya Kesehatan Haji
8.
Upaya Kesehatan Lanjut Usia
9.
Upaya Kesehatan Remaja
c. Pelayanan UKP
1.
Pelayanan Pemeriksaan Umum (BP Umum)
2.
Pelayanan Kesehatan Gigi
3.
Pelayanan KIA-KB
4. Pelayanan Gizi
4.
Pelayanan Laboratorium
5.
Pelayanan Rawat Inap
6. Pelayanan Persalinan
7. Pelayanan Kefarmasian
8. Unit Gawat Darurat
d. Manajemen
1.
Manajemen Umum
2.
Manajemen Pemberdayaan Masyarakat
3.
Manajemen Peralatan
4.
Manajemen Sarana Prasarana
5.
Manajemen Keuangan
6.
Manajemen Sumber Daya Manusia
7.
Manajemen Pelayanan Kefarmasian
8.
Manajemen Data dan Informasi
9.
Manajemen Program UKM Esensial
10.
Manajemen Program UKM Pengembangan
11.
Manajemen UKP
12.
Manajemen Muti
e. Mutu
1.
Survei Kesehatan Masyarakat
2.
Survei Kepuasan Pasien
3.
Penanganan Pengaduan Pasien
4.
Sasaran Keselamatan Pasien
5.
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
2. Jenis Data / Informasi
Data yang dikumpulkan untuk Penyusunan Profil Kesehatan
Puskesmas Blimbing Gudo adalah:
a.
Data
Umum meliputi data wilayah (geografi), kependudukan (demografi) dan sosial ekonomi.
b.
Data
Derajat Kesehatan yang meliputi data kematian, data kesakitan dan data status
gizi.
c.
Data
Kesehatan Lingkungan dan Perilaku Hidup Sehat Masyarakat, meliputi data air
bersih, data rumah sehat, data tempat-tempat umum, dan data perilaku hidup
sehat.
d.
Data Pelayanan Kesehatan, antara lain data
pemanfaatan rawat jalan dan rawat inap, data pelayanan kesehatan ibu dan anak,
data pemberantasan penyakit, data pelayanan kesehatan keluarga miskin, data
penanggulangan KLB dan data pelayanan kesehatan jiwa, usila lainnya.
e.
Data
Sumber Daya Kesehatan yang meliputi data sarana kesehatan, data tenaga
kesehatan, data obat dan perbekalan kesehatan, serta data pembiayaan kesehatan.
f.
Data lainnya.
3. Sumber Data
Data untuk Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas Blimbing
Gudo diperoleh dari:
a. Data dan dokumen yang dimiliki
pengelola program kegiatan unit pelayanan kesehatan perorangan
dalam gedung dan pengelola program unit kesehatan masyarakat di luar gedung,
baik untuk kegiatan yang dilaksanakan dalam gedung maupun di luar gedung.
b. Data dari Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil terkait data demografis.
c. Data dari
lintas sektor terkait (Desa, Kecamatan, dll)
BAB II
GAMBARAN UMUM
A.
Geografi dan Demografi
1. Keadaan Geografi
eta
Wilayah Kerja Puskesmas Blimbing Gudo
Puskesmas Blimbing Gudo merupakan
salah satu Puskesmas di Kabupaten Jombang
yang berbatasan dengan :
Sebelah utara : Wilayah Kerja Puskesmas Cukir
Sebelah timur : Wilayah Kerja Puskesmas Kesamben Ngoro
Sebelah selatan : Wilayah Kerja Puskesmas Pulorejo
Sebelah Barat :
Wilayah Keja Puskesmas Plumbon
gambang
Puskesmas Blimbing Gudo terletak di Wilayah Kecamatan Gudo yang
merupakan salah satu dari 2 (Dua) Puskesmas di Kecamatan Gudo yaitu Puskesmas Plumbon gambang dan Puskesmas Blimbing Gudo sendiri. Wilayah kerja terdiri dari 9 (Sembilan) desa dengan 45 dusun yaitu desa Blimbing,Japanan,Kedungturi,
Bugasur,Pucangro, Sukopinggir, Sepanyul,
Sukoiber dan Mentaos.
dataran rendah dan bisa dilalui dengan semua
jenis kendaraan. Luas wilayah kerja 18,8 km2. Jarak Puskesmas dg Ibukota
Kecamatan sekitar 17 (satu) km, dengan ibukota kabupaten sekitar 16 (satu) km. Jarak desa terjauh adalah desa Pucangro dan Bugasur dengan jarak tempuh sekitar 6 (Enam) kilometer.
Tabel 1. Luas wilayah per desa dapat dilihat
pada tabel berikut ini :
NO
|
NAMA
DESA/ KELURAHAN
|
LUAS
WILAYAH
(KM2)
|
JUMLAH
DESA
|
JARAK
KE PUSKESMAS
(KM)
|
|
Kelurahan
|
Desa
|
||||
1
|
Pucangro
|
279.0
|
1
|
6
|
|
2
|
Kedung Turi
|
175.6
|
1
|
3
|
|
3
|
Japanan
|
1.01
|
1
|
2
|
|
4
|
Blimbing
|
13.174
|
1
|
Letak Puskesmas
|
|
5
|
Mentaos
|
1.384
|
1
|
3
|
|
6
|
Sukoiber
|
23.759
|
1
|
3,5
|
|
7
|
Sukopinggir
|
1.765
|
1
|
4
|
|
8
|
Bugasur
|
30.581
|
1
|
6
|
|
9
|
Sepanyul
|
2.049
|
1
|
5
|
|
74.848
|
(Sumber
data : Data Luas Wilayah Kecamatan Jombang tahun
2019)
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa Desa/Kelurahan yang
wilayahnya paling luas adalah Desa Pucangro.
Sedangkan Desa/Kelurahan dengan luas wilayah terkecil adalah Desa Mentaos. Desa/Kelurahan yang jaraknya terjauh dari
Puskesmas adalah Desa Pucangro,
sedangkan yang terdekat adalah Desa Japanan
2. Keadaan Demografi
Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Blimbing Gudo pada tahun 2019 adalah 27.025 jiwa terdiri dari penduduk laki-laki 13.317 jiwa dan
perempuan 13.708 jiwa.

3. Sarana Pelayanan
Kesehatan
Secara umum jumlah sarana
pelayanan kesehatan yang berada di Puskesmas Blimbing Gudo tahun 2019 dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 3. Jenis sarana fasilitas kesehatan.
NO
|
JENIS SARANA YAN KES
|
JUMLAH
|
KETERANGAN
|
1
|
RSU PEMERINTAH
|
0
|
|
2
|
RSU SWASTA
|
0
|
|
3
|
RS KHUSUS SWASTA
|
0
|
|
4
|
KLINIK SWASTA
|
1
|
|
5
|
PUSKESMAS
|
1
|
|
6
|
PUSTU
|
2
|
|
7
|
PONKESDES
|
1
|
|
8
|
PUSLING
|
0
|
|
9
|
POSKESDES
|
9
|
|
10
|
APOTEK
|
2
|
|
11
|
DOKTER PRAKTEK SWASTA
|
0
|
|
12
|
BIDAN PRAKTEK MANDIRI
|
9
|
|
13
|
POSYANDU
|
46
|
|
14
|
RUMAH BERSALIN
|
0
|
|
TOTAL
|
71
|
(Sumber data: Data Profil Puskesmas Blimbing Gudo tahun 2019)
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa, sarana
kesehatan terbanyak di Puskesmas Blimbing Gudo adalah
Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat ( UKBM ) yaitu : Posyandu, diikuti Bidan Praktek Mandiri (BPM),Poskesdes.
4. Ketenagaan
Untuk ketenagaan berdasarkan
tingkat pendidikan di Puskesmas Blimbing
Gudo tahun 2017 beserta jaringannya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel
Data Ketenagaan menurut jenisnya di Puskesmas
Blimbing Gudo tahun 2019
No
|
Jenis Ketenagaan
|
Jml yg ada
|
Status
|
Jml sesuai PMK75/2014
|
Kekurangan
|
||||
PNS
|
PTT
|
SK Bupati
|
SK Dinkes
|
SK Kapus
|
|||||
PUSKESMAS INDUK
|
|||||||||
1
|
Dokter
|
3
|
3
|
||||||
2
|
Dokter Gigi
|
1
|
1
|
||||||
3
|
Sarjana Kesehatan Masyarakat
|
0
|
|||||||
4
|
D III Umum Non Kesehatan
|
0
|
|||||||
5
|
Bidan
|
29
|
14
|
15
|
15
|
||||
- D III Kebidanan
|
28
|
13
|
15
|
||||||
- D IV Kebidanan
|
1
|
1
|
|||||||
6
|
Perawat
|
22
|
6
|
1
|
3
|
13
|
13
|
||
- S1 Keperawatan
|
4
|
1
|
3
|
||||||
- D III Keperawatan
|
18
|
5
|
3
|
10
|
|||||
- SPK
|
1
|
1
|
|||||||
7
|
Perawat Gigi
|
1
|
1
|
||||||
8
|
Gizi
|
2
|
2
|
||||||
- AKZI
|
1
|
1
|
|||||||
- SPAG
|
1
|
1
|
|||||||
9
|
D III Farmasi
|
2
|
1
|
1
|
|||||
10
|
Analis Lab
|
3
|
1
|
1
|
1
|
||||
D III Analis Kesehatan
|
2
|
1
|
1
|
||||||
D IV Analis
Kesehatan
|
1
|
1
|
|||||||
11
|
Sanitarian
|
1
|
1
|
||||||
12
|
Promkes
|
1
|
1
|
1
|
|||||
13
|
Epidemolog
|
0
|
|||||||
14
|
Pelaksana TU
|
2
|
2
|
||||||
15
|
SMEA/ SMA
|
7
|
3
|
1
|
3
|
||||
16
|
SMP
|
2
|
2
|
||||||
17
|
SD
|
0
|
|||||||
PUSKESMAS PEMBANTU
|
|||||||||
18
|
Bidan
|
4
|
3
|
1
|
Tenaga
yg ada di Pustu merupakan tenaga dari Puskesmas Induk
|
||||
19
|
Perawat
|
1
|
1
|
||||||
20
|
Tenaga lain
|
0
|
|||||||
211
|
POLINDES
|
9
|
|||||||
Bidan
|
0
|
Tenaga
yg ada di Pustu merupakan tenaga dari Puskesmas Induk
|
|||||||
22
|
Ponkesdes
|
1
|
|||||||
Perawat
|
1
|
1
|
Tenaga
yg ada di Pustu merupakan tenaga dari Puskesmas Induk
|
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa,
ketenagaan di Puskeskes Blimbing
Gudo sebagian besar berstatus
Pegawai Negeri Sipil ( PNS ), berpendidikan D3 dan berprofesi sebagai Bidan.
BAB III
VISI MISI
DAN KEBIJAKAN KESEHATAN
A. Visi dan Misi Dinas Kesehatan Kabupaten
Jombang
1. Visi
” Berkarakter Dan Berdaya Saing”.
2. Misi
a. Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan Yang Bersih dan
Profesional
b. Mewujudkan Masyarakat Jombang Yang Berkualitas, Religius
dan Berbudaya
c. Meningkatkan Daya
Saing Perekonomian Berbasis Kerakyatan, Potensi Unggulan Lokal dan Industri
B.
Visi, Misi,Tujuan dan Tata Nilai Puskesmas Blimbing Gudo
1. Visi
Berkarakter Dan Berdaya Saing
2. Misi
1. Mewujudkan masyarakat
wilayah Puskesmas Bliumbing Gudo sehat secara mandiri
2. Mengoptimalkan
SDM yang profesional
3. Meningkatkan
mutu pelayanan dan mengutamakan keselamatan pasien serta peduli pada masyarakat
3. Tujuan
Untuk mendukung tercapainya
tujuan pembangunan kesehatan nasional yakni meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat orang yang
bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas, agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya
bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas, agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya
4. Tata Nilai
1.Cepat dan tepat
2. Berpihak pada masyarakat
3. Disiplin
4. Tranparansi
5. akuntabilitas
2. Berpihak pada masyarakat
3. Disiplin
4. Tranparansi
5. akuntabilitas
C. Kebijakan Mutu Puskesmas Blimbing
Gudo
1. Kebijakan
Mutu
Melaksanakan
program dan pelayanan kesehatan sesuai dengan standar
akreditasi puskesmas
akreditasi puskesmas
BAB IV
SITUASI DERAJAT DAN UPAYA KESEHATAN
A. DERAJAT KESEHATAN
- ANGKA KEMATIAN ( MORTALITAS )
Angka kematian yang sering dijadikan indikator
keberhasilan pelayanan kesehatan adalah Angka Kematian Ibu, sedangkan Angka
Kematian Bayi (AKB) merupakan indikator yang dapat
memperlihatkan derajat kesehatan suatu wilayah/ negara.
Angka Kematian Ibu (AKI)
dan Angka Kematian Bayi (AKB) di wilayah kerja Puskesmas Blimbing Gudo pada tahun 2019 akan dijelaskan lebih lanjut pada
uraian di bawah ini :
a. Angka Kematian Bayi (AKB)
Angka kematian bayi adalah jumlah penduduk yang meninggal
sebelum mencapai usia 1 tahun yang dinyatakan dalam 1000 kelahiran hidup (KH)
pada tahun yang sama. AKB dapat menggambarkan kondisi sosial ekonomi masyarakat
setempat, karena bayi adalah kelompok usia yang paling rentan terkena dampak
dari perubahan lingkungan maupun sosial ekonomi.
Kematian bayi pada tahun 2018 yang
mencapai 7 kejadian disebabkan oleh 2 bayi
karena kelainan jantung bawaan, 4 bayi karena asfiksia dan 1 bayi
karena Hisprung.Sedangkan kematian tahun 2017 terjadi 2 bayi
dengan kasus kematian adalah 1 bayi meninggal karena kelainan bawaan, 1 bayi
meninggal karena Prematur.
Kematian bayi pada tahun 2016 yang mencapai 4
kejadian disebabkan oleh 4 bayi karena asfiksia.Diharapkan menjadi
tidak ada kematian bayi pada tahun-tahun berikutnya. Target tersebut diupayakan dapat
tercapai dengan optimalisasi
program KIA, Gizi dan program lain yang terkait.
Tren Angka Kematian Bayi atau Infant Mortality Rate (IMR) selama rentang waktu antara tahun 2016 hingga tahun 2018 dapat dilihat pada
grafik berikut :
Grafik
3. Angka kematian bayi Puskesmas Blimbing Gudo Tahun
2014 hingga 2015
2014 hingga 2015

b. Angka Kematian Balita
Angka
kematian balita dapat digunakan untuk mengambarkan tingkat permasalahan kesehatan
anak dan faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap kesehatan balita seperti
gizi, penyakit infeksi, kelainan bawaan berat atau kecelakaan.
Kematian
balita di wilayah Puskesmas Blimbing Gudo pada tahun 2018 tidak ada kematian sedangkan pada tahun 2019 tidak ada
kematian balita.Hal ini
menjadi tantangan bagi optimalisasi program-program terkait yang memberikan
kontribusi dalam kesehatan balita seperti gizi, imunisasi, penerapan manajemen
terpadu balita sakit (MTBS) pada pelayanan baik di dalam maupun diluar gedung
oleh petugas kesehatan serta program kesehatan lingkungan agar tidak ada
kematian balita.
Grafik 4. Angka kematian balita Puskesmas Blimbing Gudo Tahun 2016
hingga 2018
hingga 2018

c. Angka Kematian Ibu (AKI)
Angka kematian ibu
( AKI ) menggambarkan jumlah wanita yang
meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan
kehamilan, persalinan dan nifas, serta penanganannya dalam hal ini tidak
termasuk kecelakaan atau kasus insidentil selama kehamilan, melahirkan,
dalam masa nifas dimulai sejak 6
jam pasca bersalin sampai dengan 42 hari
setelah melahirkan tanpa memperhitungkan lama kehamilan, per 100.000 kelahiran hidup
Target MDGs untuk penurunan AKI adalah sebesar 102 per
100.000 kelahiran hidup pada tahun 2018. Di Puskesmas Blimbing
Gudo pada tahun 2018 tidak ada kematian ibu sedangkan
tahun 2017 terdapat 1 kematian ibu pada masa nifas disebabkan
karena adanya riwayat penyakit jantung yang diderita. Informasi
mengenai AKI akan bermanfaat untuk pengembangan peningkatan kesehatan
reproduksi, terutama pelayanan kehamilan dan membuat kehamilan yang aman bebas
resiko tinggi, program peningkatan jumlah kelahiran yang dibantu oleh tenaga
kesehatan di fasilitas kesehatan, penyiapan sistem rujukan dalam penanganan komplikasi kehamilan, penyiapan keluarga dan
suami siaga dalam menyongsong kelahiran, yang semuannya bertujuan untuk
mengurangi angka kematian ibu dan meningkatkan derajat kesehatan reproduksi
Sensitivitas AKI terhadap perbaikan mutu pelayananan
kesehatan menjadikannya indikator keberhasilan pembangunan sektor kesehatan
Grafik 5. Angka kematian ibu Puskesmas Blimbing Gudo Tahun 2016
hingga 2018
hingga 2018

d. Angka Harapan Hidup
Angka harapan hidup
merupakan alat untuk mengukur kinerja pemerintah dalam meningkatkan
kesejahteraan penduduk pada umumnya dan meningkatkan kesehatan pada khusunya.
Selain itu angka harapan hidup juga dapat digunakan untuk mengukur indeks
pembangunan manusia (IPM). AHH yaitu
rata – rata jumlah tahun yang akan dijalani seseorang sejak orang tersebut
lahir.
- STATUS GIZI MASYARAKAT
Status gizi masyarakat dapat diukur melalui beberapa
indikator , antara lain ; Bayi dengan BBLR, Status gizi balita dan anak
sekolah, animia gizi besi pada ibu, Remaja, ibu hamil KEK dan ganguan akibat
kekurangan yodium.atus
a. Bayi Dengan Berat Badan Lahir Rendah
Berdasarkan kohort
bayi , jumlah BBLR di kecamatan Blimbing Gudo yang dilaporkan
tahun 2018 sebanyak 45 bayi (5,9 %) sedangkan bayi lahir yang
ditimbang 768 bayi. Kasus BBLR ini menjadi perhatian khusus karena seringkali
menyebabkan kematian bayi.
b. Status Gizi Balita
Status gizi balita merupakan salah satu indikator yang
menggambarkan tingkat status gizi masyarakat. Salah satu cara penilaian status
gizi balita adlah dengan pengukuran antopometri yang menggunakan Indeks Masa
Tubuh (IMT) yaitu pengukuran tubuh dibandingkan umur, berat badan/ umur (BB/U)
, berat badan per tinggi badan ( BB/TB), atau
tinggi badan per umur (TB/U). Jumlah
balita di kecamatan Blimbing Gudo
tahun 2018 adalah 1.929 balita, yang
ditimbang 1.727 balita( 89,52%)
.sedangkan balita yang naik BB nya
1300 (75,27%) dari
target 70%
sedangkan untuk balita BGM sebanyak 10 ( 0,57 %). Sedangkan pelayananan gizi buruk mendapatkan perawatan
adalah 2 (100 %)
Status Gizi ibu Hamil Pada tahun 2018 cakapai target 90
tablet Feupan pemberian 30 tablet Fe ( fe1) mencapai 100 %, sedangkan untuk
pemberian 90 tablet Fe ( Fe3) mencapai 92,8
% hal ini menunjukan bahwa pemberian Fe sesuai target sebesar 90
%.
c. Status Gizi Ibu Dan Wanita Pekerja
Status gizi ibu hamil dan
wanita pekerja dapat dilihat dari tingkat kecukupan zat gizi besi (Fe) dengan
tujuan menekan prevalensi anemia zat gizi besi bagi ibu hamil ada kebijakan
pemberian tablet tambah darah 90 tablet selama kehamilan.
Pada tahun 2015 terdapat 896
ibu hamil, cakupan pemberian 30 tablet Fe1 pada ibu hamil mencapai 97 % dan
cakupan pemberian 90 tablet Fe (Fe3) pada ibu hamil mencapai 94
B. UPAYA KESEHATAN
1.
Sarana Kesehatan (Puskesmas)
Tahun 2018 sarana pelayanan kesehatan yang ada adalah 1 puskesmas
induk, 2 puskesmas pembantu, 9 poskesdes dan ponkesdes.
Pelayanan rawat inap di puskesmas induk dengan 10 tempat
tidur dan pelayanan unit gawat darurat 24 jam. Pelayanan Poned
24 jam dengan 4 tempat tidur.
2. Pembiayaan Kesehatan masyarakat
Diakui
bahwa untuk melakukan perawatan kesehatan atau pengobatan diperlukan biaya yang
tidak sedikit. Oleh karena itu masyarakat melalui kegiatan baik secara
perorangan maupun kolektif telah melakukan jaminan pembiayaan yang ditanggung
oleh BPJS.
C. PELAYANAN PENGOBATAN
1.
Pelayanan Rawat Jalan
Sarana pelayanan kesehatan di
puskesmas disediakan untuk memberikan pelayanan kesehatan dasar bagi para
pengunjung Puskesmas baik dengan pelayana rawat jalan maupun rawat inap( khusus
Puskesmas perawatan yang memiliki sarana
rawat inap)
Pada tahun 2018 jumlah masyarakat yang
memanfaatkan kunjungan rawat jalan sebanyak 48.116 kunjungan rawat jalan
sedangkan kunjungan rawat inap sebesar 946
Jumlah kunjungan di Puskesmas pada tahun
2018 sebanyak 23.106 orang .Kunjungan
pasien rawat jalan selama ini mengalami
peningkatan. Hal ini menunjukan semakin
meningkatnya tingkat kepercayaan pengguna pelayanan di puskesmas, sehingga
upaya untuk mempertahankan dan meningkatkan pelayanan terus dilakukan melalui
pelaksanaan kegiatan peningkatan mutu. Disamping itu kebijakan pemerintah
kabupaten yang menyelenggarakan pembiayaan kesehatan gratis bagi warga Jombang
juga memberikan dampak signifikan bagi peningkatan kunjungan.
Kebijakan pembiayaan kesehatan gratis oleh pemerintah daerah
dimulai sejak bulan November 2014 hal ini mengakibatkan peningkatan jumlah kunjungan rawat
jalan maupun rawat inap. Masyarakat Jombang mendapat kemudahan akses pembiayaan
gratis hanya dengan menunjukkan Kartu Tanda Penduduk Jombang atau kartu keluarga
bagi warga yang berumur kurang dari 17 tahun.
Grafik 7. Data Kunjungan Pasien Puskesmas Blimbing Gudo Tahun
2014
hingga 2018
hingga 2018

Jenis kunjungan pengguna pelayanan rawat jalan
berdasarkan kunjungan kasus baru dan kasus lama adalah sebagai berikut :
Grafik
8. Jumlah kunjungan pasien rawat jalan Puskesmas Blimbing Gudo
Tahun 2018
Tahun 2018

Jenis pengguna pelayanan rawat jalan berdasarkan pembiayaan
dan kepemilikan jaminan kesehatan di puskesmas tahun 2018 yang terdiri dari
non gakin adalah program TBC, jiwa, imunisasi, kusta,BPJS
Mandiri dan ASKES. Gakin
adalah KIS PBI,Jamkesmas, KJS dapat di lihat dalam diagram sebagai berikut :
Grafik 8. Pengguna
rawat jalan berdasarkan jaminan kesehatan tahun 2018

Berikut sepuluh besar penyakit yang sering di jumpai di unit
pelayanan rawat jalan selama tahun 2018 :
Grafik 6. Data 10 Penyakit Terbanyak di Rawat Jalan
Puskesmas Blimbing
Gudo Tahun 2018
Gudo Tahun 2018

(Sumber : Data terolah Rawat Jalan Blimbing Gudo tahun 2018)
Penyakit Tekanan Darah Tinggi Primer/Hipertensi Primer merupakan
penyakit tertinggi di Puskesmas Blimbing Gudo pada tahun 2018
2.
Pelayanan
Rawat
Inap
Pelayanan
rawat inap Puskesmas Blimbing Gudo telah mengalami perkembangan fluktuatif dari
tahun ke tahun. Masyarakat yang mengakses pelayanan
rawat inap pun beragam dari penduduk miskin hingga menengah keatas baik dari
dalam wilayah maupun luar wilayah. Rawat inap Puskesmas Blimbing Gudo juga
merupakan rujukan bagi penyedia kesehatan swasta disekitarnya seperti bidan dan
dokter dan rujukan dari beberapa puskesmas rawat jalan di sekitar wilayah
kerjanya.
Grafik 8. Data Lima besar
penyakit di unit rawat inap adalah sebagai
berikut:
berikut:

(Sumber : Data terolah Rawat Inap Blimbing Gudo tahun 2018)
Dari grafik diatas dapat diketahui penyakit terbanyak
di unit rawat inap adalah Observasi Febris.
a.
BOR ( Bed Occupancy Ratio = Angka penggunaan tempat tidur)
BOR adalah prosentase pemakaian tempat tidur pada
satuan waktu tertentu.Indikator ini menggambarkan tinggi rendahnya tingkat
pemanfaatan tempat tidur di pelayanan rawat inap.Nilai BOR ideal adalah 60%-85%
(Depkes RI, 2005).
Nilai rata-rata BOR unit rawat inap
puskesmas Blimbing Gudo 48,79
untuk tahun 2018 dari
14 tempat tidur. Hal ini menyebabkan tingkat pemanfaat
tempat tidur di pelayanan rawat inap puskesmas Blimbing Gudo menjadi kurang
ideal.
Grafik
9. Data BOR bulanan selama tahun 2018 adalah sebagai berikut :

(Sumber : Data terolah Rawat Inap Blimbing
Gudo tahun 2018)
Dari
grafik tersebut dapat dilihat penurunan terbesar terjadi pada bulan – bulan
tertentu ditahun 2018.
b.
AVLOS (Average Length Of Stay = Lama hari rawat)
AVLOS adalah rata-rata lama rawat seorang pasien.
Indikator ini menggambarkan tingkta efisiensi dan mutu pelayanan, apabila
diterapkan pada diagnose tertentu dapat dijadikan hal yang perlu diperhatikan.
Nilai AVLOS ideal adalah 6-9 hari (Depkes RI, 2005).
LOS selama tahun 2018 adalah 2,49. Lama hari rawat yang terbilang pendek
dikarenakan jenis penyakit yang diderita adalah jenis ringan hingga sedang,
sehingga waktu pemulihan juga lebih cepat.
Perkembangan
rata-rata LOS selama tahun 2016-2018 dapat dilihat pada grafik berikut :
Grafik 10. Data rata-rata
LOS tahun 2016
hingga 2018

(Sumber : Data terolah Rawat Inap Puskesmas
Blimbing Gudo tahun 2018)
c.
TOI (Turn Over
Interval = tenggang perputaran)
TOI adalah rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari telah terisi ke saat
terisi berikutnya. Indikator ini menggambarkan tingkat efisiensi penggunaan
tempat tidur.Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-3 hari
(Depkes RI, 2005).
Rerata TOI selama tahun 2018 adalah 2,61
artinya setiap 1 hari sekali tempat tidur telah digunakan kembali.
TOI Puskesmas Blimbing Gudo ini menunjukkan angka yang sudah optimal.(Lihat lampiran Tabel7).
Grafik
11. Data rata-rata TOI tahun 2016
hingga 2018

(Sumber : Data terolah Rawat Inap Puskesmas Blimbing
tahun 2018)
d. BTO (Bed Turn Over =
Angka perputaran tempat tidur)
BTO adalah frekuensi pemakaian tempat
tidur pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan
waktu tertentu (Depkes, 2005).Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur
rata-rata dipakai 40-50 kali. Angka BTO selama tahun 2018
adalah 94,6 dan belum mendekati nilai optimal, meskipun ada pada
batas ketidak efisiensian penggunaan tempat tidur.
Grafik
12.
Data rata-rata BTO
tahun 2016
hingga 2018

(Sumber : Data terolah Rawat Inap Puskesmas Blimbing
tahun 2018)
- NDR
(Net Death Rate = Angka kematian bersih)
NDR adalah angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar (Depkes RI, 2005).Indikator ini memberikan gambaran mutu pelayanan di rumah sakit. Angka NDR rawat inap Puskesmas Bareng tahun 2018 adalah 0. Artinya dalam 1.000 penderita yang dirawat kurun waktu 2016-2018 terdapat 0 kematian setelah 48 jam dirawat. - GDR
(Gross Death Rate = Angka kematian kotor)
GDR menurut Depkes RI (2005) adalah angka kematian umum untuk setiap 1000 penderita keluar. Pada kurun waktu 2018 dalam 1000 penderita keluar terdapat 0 kematian secara umum sebelum 48 jam dirawat.
3. PELAYANAN LABORATORIUM
Seiring waktu, pelayanan laboratorium Puskesmas Blimbing Gudo telah mengalami
banyak perkembangan dalam pelayanan baik dari segi diversifikasi pelayanan dan
peningkatan kualitas pelayanan di dalam maupun diluar gedung.
Dari segi diversifikasi pelayanan, laboratorium
puskesmas Blimbing Gudo tidak lagi hanya menerima pelayanan pemeriksaan
laboratorium dasar saja, namun juga melayani beberapa jenis pemeriksaan
penunjang yang merupakan kegiatan pelayanan pengembangan puskesmas. Jenis pemeriksaan tersebut adalah pemeriksaan
titer widal, gula darah, profil lemak seperti colesterol dan
kimia darah lain seperti asam
urat
dan pemeriksaan sputum BTA.
Disamping
itu, alat yang digunakan tidak lagi dengan laborat konvensional saja namun
sudah dipermudah dengan perangkat laboratorium digital dengan metode spektrofotometri untuk pemeriksaan
laborat darah rutin.Untuk pemeriksaan kimia darah menggunakan metode stik
karena banyak kendala operasional dalam penggunaan alat digital disamping
reagen mahal, hasil kurang akurat dan alat yang belum dikalibrasi.
Untuk
kasus yang sering terjadi di masyarakat dan
yang tidak dapat dikerjakan oleh puskesmas karena kendala ketersediaan
prasarana, laborat telah bekerjasama dengan pihak Rumah Sakit Umum Daerah Jombang untuk sistem rujukan,
seperti kasus TB terkait
program dari Dinas Kesehatan.Untuk pemeriksaan Follow up sputum BTA, puskesmas
Blimbing Gudo bisa melaksanakan pemeriksaan sendiri.
Hasil pelaksanaan kegiatan laboratorium selama tahun
2018 antara lain kunjungan rawat jalan sebanyak 4612
jiwa
Sepuluh besar jenis kunjungan laboratorium yang
paling sering dilakukan pada tahun 2018 adalah sebagai berikut:
Grafik 13. Kunjungan Laboratorium terbanyak Tahun 2018

(Sumber
:data terolah Unit Laborat Puskesmas Blimbing Gudo 2018)
4.
PELAYANAN FARMASI OBAT
Ketersediaan obat adalah
persediaan obat , jumlah kebutuhan dan presentase ketersediaan obat generik.
Jumlah obat yang wajib
dilaporkan pada tahun 2018 berjumlah 144 jenis, Tingkat ketersediaan obat terbanyak selama tahun
2018 adalah obat yang paling banyak atau sering digunakan
adalah paracetamol tablet 500 mg yaitu sebanyak 107.283 tablet. Obat ini termasuk golongan obat sebagai analgesik antipiretik yang termasuk dalam kelompok yang fast moving.
Tingkat ketersediaan terendah
adalah Magnesium Sulfat 40%, karena hanya terdapat 1 kasus.
5.
PELAYANAN
UGD
Pelayanan Unit Gawat darurat tidak hanya menerima
kasus kegawatan murni. Pada jam kerja biasanya digunakan sebagai ruang tindakan
untuk pembedahan minor atau tindakan medis lain seperti pemasangan kateter,
ganti verband atau rawat luka.
Secara
umum kunjungan UGD pada tahun 2018 sebanyak 9.881
6. PELAYANAN
POLI GIGI
Pelayanan poli gigi telah diupayakan secara maksimal oleh petugas poli gigi dengan rerata kunjungan
harian unit gigi dan mulut adalah 7 sampai 15
kunjungan dari target minimal
kunjungan poli gigi per hari 5 pasien.
Dari
grafik kunjungan dibawah dapat dilihat terjadinya peningkatan
kunjungan sejak tahun
2017 yang cukup
signifikan
Hasil kegiatan pelayanan unit gigi pada tahun 2018 antara
lain cakupan kunjungan rawat jalan gigi dari total penduduk adalah 9 %, hal
ini menunjukkan pencapaian yang baik dalam program pengembangan gigi
masyarakat.
Rasio tambal cabut
sudah mencapai target yaitu 202: 66 sedang cakupan pelayanan unit gigi sebesar 9 %.
Grafik 14. kunjungan
poli gigi tahun 2016 - 2018 :

(Sumber :data terolah e-info Puskesmas Blimbing
Gudo 2018)
- PROGRAM KESEHATAN KELUARGA DAN REPRODUKSI
Pelayanan Kesehatan IBU dan Anak
Upaya ini diharapkan dapat
menurunkan AKI dan AKB serta untuk mempersiapkan generasi mendatang yang sehat
cerdas dan berkualitas.
a.
Pelayanan kesehatan ibu hamil (K1 dan K4 )
Pelayanan diwujudkan dalam
antenatalcare(ANC) minimal 4 kali selama masa kehamilan yaitu 1 kali pada
trimester pertama ( 0-12 bln),1 kali pada trimester ke 2(12-24 minggu) dan 2
kali pada trimester ke 3 ( 24-36 minggu ). Pemeriksaan ini untuk memantau dan
skrining resiko tinggi ibu hamil, pencegahan dan penangangan dini komplikasi
kehamilan. Hasil pencapian di puskesmas Blimbing Gudo cakupan K1 sebesar 105,43 % dan cakupan K4 sebesar 90% tahun 2018. Capain ini sudah mencapi
target tetapi masih ada kesenjangan antara K1 dan K4 dengan harapan seluruh ibu
hamil mendapat pelayanan paripurna dengan pelayanan ANC terpadu yang terjadwal
dan kelas ibu hamil.
b.
Pertolongan persalinan oleh tenaga Kesehatan dengan
Kompetensi Kebidanan
Pertolongan persalinan oleh
tenaga Keshatan dengan Kompetensi Kebidanan adalah pertolongan oleh tenaga
kesehatan yang profesional dimulai dari lahirnya bayi,pemotongan tali pusat sampai
keluarnya placenta. Komplikasi dan kematian maternal dan Neonatal seharusnya
bisa dicegah pada masa pertolongan persalinan. Cakupan persalinan oleh tenaga
kesehatan di puskesmas Blimbing Gudo tahun 2018 adalah 92,94%. Dan ini belum mencapai
target SPM sebesar 95 %.
Untuk memenuhi kebutuhan
kebutuhan tenaga kesehatan yang berkompeten dalam bidang kebidanan maka
puseksmas Blimbing Gudo melakukan berbagai upaya antara lain :
1. Pelatihan Asuhan persalinan normal
2. Workshop penyegaran PONED
3. Pemantapan tim PONEK dan PONED
4. Pembinaan PONEK
ke PONED
5. Simulasi kegawatan Maternal Neonatal
6. Pencegahan penularan HIV Aids ibu ke anak
7. Melibatkan Ayah peduli atau Mancare
8. Supervisi Fasilitatif
c.
Ibu Hamil Komplikasi yang Ditangani
Ibu hamil
komplikasi atau resiko tinggi adalah ibu hamil dengan keadaan penyimpangan dari
normal yang secara langsung menyebabkan kesakitan dan kematian bagi ibu maupun
bayinya. Cakupan ibu hamil komplikasi yang ditangani tahun 2018 adalah 96 % sudah mencapai target. Walaupun sudah mencapai target tetapi
penanganan terhadap komplikasi ibu hamil masih tetap mendapat perhatian karena
untuk mencegah terjadi kematian ibu dan bayi.
d.
Pelayanan Ibu Nifas
Pelayanan nifas
adalah pelayanan ibu nifas mulai 6 jam – 42 hari pasca persalinan oleh tenaga
kesehatan sesuai standard yang dilakukan sekurang kurangnya 3kali sesuai jadwal
yang dianjurkan yaitu 6 jam sampai dengan 3hari pasca persalinan, pada hari ke
4 sampai ke 28 pasca persalinan dan ke 29 sampai ke 42 pasca persalianan.
Cakupan pelayanan ibu nifas di puskesmas Blimbing Gudo adalah 92,94 %. Dan ini belum mencapai target SPM 100 %.
Jenis pelayanan nifas yang diberikan antara lain
:
1. Pemeriksaan tanda vital ( tensi, nadi, nafas, suhu)
2. Pemeriksaan tinggi sundus utery
3. Pemeriksaan lochia dan cairan pervaginam lain
4. Pemeriksaan payudara dan ASI eksklusif
5. Pemberian KIE kesehatan ibu nifas dan bayi baru
lahir dan Keluarga berencanan
e.
Pelayanan Kesehatan Neonatus
Pelayanan kesehatan pada
neonatus minimal 3 kali yaitu 2 kali pada usia 0-7 hari dan 1 kali pada usia 8-28hari, pelayanan ini
biasa disebut KN lengkap. Cakupan pelayanan kesehatan neonatus di puskesmas Blimbing
Gudo sebesar 96,86 % sudah mencapi target sebesar 90 %. Pelayana Kn meliputi ASI eksklusif,
Perawatan mata, tali pusat pemberian vit.K injeksi, imunisasi hepatitis B, MTBM
f.
Pelayanan Kesehatan Bayi
Pelayanan Kesehatan Bayi
ditujukan pada bayi usia 29 hari sampai 11 bulan yang memperoleh pelayanan
kesehatan sesuai standard minimal 4 kali tujuannya adalah supaya bayimendapat
pelayanan kesehatan dasar diketahui sejak dini adanya kelainan atau penyakit
dan pemelihaaraan kesehatan dan pencegahan penyaki serta peningkatan kualitas
hidup bayi. Cakupan pelayanan kesehatan bayi di puskesmas Blimbing Gudo adalah
104,47 % sudah mencapai target SPM
sebesar 90 % . Pelayanan kesehatan bayi yang diberikan antara lain : Imunisasi
dasar, Stimulasi, Deteksi, Intervensi dini tumbuh kembang SDIDTK bayi,
pemberian vitamin A, penyuluhan ASI eksklusif MP ASI dan perawatan bayi.
g.
Pelayanan Kesehatan Anak dan Balita
Pelayana kesehatan anak dan
balita adlah pelayanan keehatan pada anak 12-59 bulan minmal 8 kali dalam upaya meningkatkan kualitas hidup anak
dan balita diantaranya adalah melakukan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan
serta stimulasi tumbuh kembang pada anak dengan menggunakan instrumen SDIDTK,
pembinaan posyandu, Pendidikan anak usia dini (PAUD), konseling keluarga,
Pemberian ASI sampai 2 tahun, makanan gizi seimbang dan vitamin A.
Cakupan pelayanan kesehatan pada anak balita
tahun 2018 di puskesmas Blimbing Gudo adalah sebesar 78,60 % belum memenuhi target SPM
sebesar 90 % dikarenakan setelah mendapat imunisasi dasar balita tidak
hadir di Posyandu.
h.
Pelayanan KB
Tingkat pencapaian pelaynan KB dapat dilihat dari
cakupan Pasangan Usia Subur (PUS) yang menggunakan metode kontrasepsi, cakupan
peserta KB yang baru menggunakan alat kontrasepsi, tempat pelayanan KB, dan
jenis kontrasepsi yang digunakan oleh akseptor KB.
Tahun 2018 di kecamatan Blimbing Gudo jumlah pasangan usia
subur adalah 4.574 jumlah tersebut yang menjadi KB aktif adalah sebanyak 2.848 sedangkan peserta Kb baru
sebesar 428.
E.
PROGRAM PROMOSI
KESEHATAN
Penyuluhan kesehatan dalah
kegiatan pedidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan menanamkan
keyakinan sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti tetapi juga
mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan.
Materi penyuluhan sangat beragam mulai dari
materi kesehatan ibu dan anak, materi tentang gizi,dan tumbuh kembang anak,
kesehatan remaja, kesehatan lansia, kesehatan lingkungan, PHBS, HIV AIDS dan
NAPZA. Sasaran penyuluhan kesehatan mencakup individu , keluarga, kelompok dan
masyarakat. Penyuluhan kesehatan pada individu dapat dilakukan di Puskesmas,
posyandu, keluarga dan masyarakat. Penyuluhan kesehatan pada keluarga
diutamakan pada keluarga resiko tinggi seperti keluarga yang menderita penyakit
menular, keluarga dengan gizi yang buruk, keluarga dengan sanitasi lingkungan
yang buruk dan sebagainya. Penyuluhan dengan sasaran kelompok dapat dilakukan
pada kelompok ibu hamil, kelompok ibu yang meliliki anak balita, kelompok
masyarakat yang rawan terhadap maslah kesehatan sprti kelompok lansia, kelompok
yang ada diberbagai institusi pelayanan kesehatan seperti anak sekolah, pekerja
dalam perusahaan dan lain- lain.Penyuluhan kelompok pada umumnya disampaikan
pada sasaran posyandu, poskesdes, sekolah, pertemuan PKK dan lintas sektor
lainnya.
Materi penyuluhan promkes 2018
No
|
Materi Penyuluhan
|
Jumlah
|
1
|
Penyakit
Menular
|
606
|
2
|
Lansia
|
819
|
3
|
Kesehatan
Lingkungan
|
817
|
4
|
PHBS
|
701
|
5
|
KIA/KB/Imunisasi
|
3133
|
6
|
Remaja
|
915
|
7
|
Napza
|
270
|
8
|
Kesehatan
gigi mulut
|
1051
|
9
|
Kesehatan
jiwa
|
757
|
10
|
Penyakit
Menular Seksual
|
4820
|
11
|
Gizi
|
903
|
- PROGRAM GIZI MASYARAKAT
1. Penanggulangan Gizi Buruk
Di kecamatan Blimbing Gudo telah dibentuk taman pemulihan gizi ( TPG ) yaitu desa
kebondalem, mundusewu, ngampungan, pakel, nglebak sedangkan kegiatan tersebut
bisa berjalan apabila di danani oleh BOK namun jika tidak ada dana BOK kegiatan
tersebut berhenti. Dan selain itu juga telah dilakukan pembentukan kader
motivator ASI sebanyak
90 kader dalam rangka pemenuhan kebutuhan gizi sejak bayi.
2. Pemberian Kapsul Vitamin A
Cakupan pemberian vit. A pada bayi
6- 11 bulan adalah sebesar 585 bayi ( 100%,)
sedangkan untuk balita 12-59 bulan terdapat 1.543 balita ( 100%).
3. Pemberian tablet tambah darah
Cakupan pemberian tablet tambah darah
untuk Fe1 Pada tahun 2018 cakapai target
90 tablet Feupan pemberian 30 tablet Fe ( fe1) mencapai 100 %, sedangkan untuk
pemberian 90 tablet Fe ( Fe3) mencapai 92,80
% hal ini menunjukan bahwa pemberian Fe sesuai target sebesar 90 %
4. Pemberian Asi eksklusif pada bayi 0-6 bulan
Di kecamatan Blimbing Gudo data pemberian ASI eksklusif tahun 2018 adalah 96,7%. Berbagai upaya yang
telah dilakukan untuk meningkatkan cakupan ASI eksklusif adalah
A.
Sosialisasi ASI di desa – desa
B.
Pelatihan kader motivator Kp ASI sebanyak 90 kader
C.
Dibentuknya KP ASI di 9 desa
- PROGRAM PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR
1. Penyakit Menular Langsung
a) Tubercolusis
Penyakit TB Paru di
Puskesmas ABCD masih menjadi masalah kesehatan karena :
1)
Menyerang
pada semua kelompok
2)
Angka
kesakitan yang tinggi
3)
Prosentase
kasus tertinggi pada kelompok umur produktif
4)
Penemuan penderita TB dengan Basil Tahan Asam (BTA) masih
rendah.
Tahun 2017 ditemukan 90 suspek kasus TB paru dan 9 penderita
TB paru BTA (+), 10 rontgen (+). Penderita yang diobati sebanyak 29 orang.
Penderita yang sembuh sebanyak 8 orang BTA positif dan 5 orang Rongten positif di
nyatakan pengobatan lengkap. Sehingga pencapaian indikator program TB diperoleh
hasil cure rate 88,8% dan case detection rate 10 %
Pada tahun 2018 ditemukan 17 penderita TB BTA positif dan penderita TB MDR yang
semuanya dilakukan pengobatan di Puskesmas Blimbing Gudo, kecuali pada TB MDR memerlukan
pengobatan khusus di RS
dr. Soetomo Surabaya pada minggu – minggu awal.
Jumlah penderita TBC tahun 2015-2018 dapat dilihat pada grafik dibawah ini:
Grafik 15. Jumlah Penderita TBC
Tahun 2015-2018

(Sumber : Data terolah P2M Puskesmas
Blimbing Gudo tahun 2018)
b) Kusta
Kusta adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
infeksi bakteri Mycobacterium Leprae yang menyerang saraf tepi dan jaringan
tubuh lainnya kecuali susunan saraf pusat.
Prevalensi merupakan indikator yang bermanfaat dalam
menetapkan besarnya masalah dan
transmisi yang sedang berlangsung. Prevalensi rate di puskesmas Blimbing
Gudo tahun 2018 adalalah 0,15 per 10.000 penduduk. Keadaan seperti ini sudah
memenuhi target prevalensi kurang dari 1,
angka tersebut dapat disimpulkan bahwa kusta dapat dikendalikan di
puskesmas Blimbing Gudo.
Pada tahun 2018 penderita kusta baru untuk tipe kering
tidak ditemukan sedang penderita baru yang ditemukan 2 orang tipe Mb,
dengan demikian total penderita baru kusta adalah 2 orang dengan
NCDR 3,13 per
100.000 penduduk. Tingkat penularan kusta di masyarakat dinyatakan dengan
indikator proporsi penderita anak dari 2
penderita baru yang ditemukan pasien anak tidak ada.dan untuk mengetahui
keterlambatan antara kejadian penyakit dan penegakan diagnosa digunakan indikator
proporsi cacat 2. Tahun 2018 ini penderita yang mengalami cacat 2 sebanyak 1
penderita.
c) HIV
Penyakit hiv merupakan penyakit menular yang disebabkan
oleh infeksi Human Immuno Deficienci virus yang menyerang sistem kekebalan
tubuh. Infeksi tersebut menyebabkan penderita penurunan ketahanan tubuh sehingga sangat mudah untuk terinfeksi
penyakit lain sebelum memasuki AIDS penderita terlebih dahulu dinyatakan HIV
positif. Jumlah penderita HIV di Blimbing Gudo tahun 2018 terdapat 9 penderita yang masih hidup menurut
catatan dari dinas kesehatan .
Upaya yang dilakukan selain
penanganan juga pencegahan terhadap HIV AIDS melalui penemuan penderita secara
dini yaitu pemeriksaan HIV AIDS pada ibu hamil, penderita TB, Penyuluhan
HIV/AIDS di sekolah.
Di wilayah puskesmas Blimbing Gudo tahun 2018 juga ada penderita HIV AIDS
yang sudah mendapatkan pengobatan.
d) Pneumonia
Pneumonia adalah infeksi akut yang menyerang
jaringan paru ( alveoli). Pneumonia merupakan penyebab kematian bayi dan
balita. Jumlah perkiraan balita pneumonia 224. Cakupan penemuan penderita pneumonia balita puskesmas Blimbing Gudo tahun
2018 adalah 12,92 % cakupan ini di atas target sebesar 10%
Penemuan
penyakit pneumonia tahun 2018
sebanyak 29 anak sedangkan pada tahun 2017 menjadi 33 anak. Semua kasus bisa ditangani di Puskesmas Blimbing Gudo dengan
baik.
Jumlah penemuan kasus
pneumonia tahun 2016 - 2018 dapat dilihat pada tabel sebagai
berikut :
Grafik 16. Jumlah Penemuan Kasus
Pneumonia Tahun 2016-2018

(Sumber
: Data terolah P2M Puskesmas Blimbing Gudo tahun 2018)
Peningkatan penemuan kasus pneumonia disebabkan oleh
kriteria diagnosa pneumonia yang dapat ditegakkan hanya dengan nafas cepat pada
bayi dan balita. Sehingga semua anak dengan nafas cepat tanpa memperhatikan
adakah demam, suara tambahan atau alat bantú pernafasan sudah dapat didiagnosa
sebagai suspek pneumonia
f) PENYAKIT
DIARE
Penyakit
diare ampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat, walaupun
secara umum angka kesakitan masih fluktuatif.Diare pada balita
merupakan hal yang sangat berbahaya karena bisa mengakibatkan kematian. Adapun
hasil penemuan penderita diare pada balita pada tahun 2018 adalah
sebanyak 905 kasus dengan 100% kasus ditangani dan 100 % diberikan
oralit.
Sedangkan kasus diare pada tahun 2018 ada 905 orang atau 3.36 % lebih banyak
dari tahun sebelumnya.
Grafik 17. Kasus
diare pada balita selama tahun 2015 - 2018

(Sumber : Data terolah P2M Puskesma
Blimbing Gudo tahun 2018)
Tingginya angka diare pada balita terutama disebabkan rendahnya kualitas
higiene sanitasi masyarakat, kebiasaan perilaku hidup sehat dan ketersediaan
air bersih yang belum memenuhi syarat.
2.
Penyakit Menular dengan Perantara Binatang
a.
Penyakit Demam Berdarah Dengue
Pada tahun 2017 ditemukan 3 Suspek DBD dan 8 kasus demam
berdarah baik yang berobat di luar wilayah Puskesmas Blimbing
Gudo atau yang berobat di Puskesmas Blimbing Gudo. Sedangkan pada
tahun 2018 ada 12 DHF . Kasus
tersebut dapat tertangani dengan baik dan tidak menimbulkan kematian. Namun
demikian upaya pencegahan penyakit terutama dari segi pemberantasan sarang
nyamuk masih harus terus ditingkatkan.
Dalam
rangka pencegahan
terjadinya kasus demam berdarah di Puskesmas ABCD maka dilaksanakan upaya Pemberantasan Sarang Nyamuk
(PSN) dengan melibatkan kader kesehatan, masyarakat umum dan seluruh karyawan puskesmas dibagi
sesuai pemegang desa binaan.
Sedangkan angka bebas jentik yang diperoleh dari kegiatan Pemeriksaan Jentik
Berkala (PJB) adalah sebesar tahun sedangkan pada tahun 2017 ABJ sebesar 87,82%. Hal ini masih dibawah target yaitu 95%.
ABJ
tahun 2018 sebesar 86,94 % terjadi penurunan dari tahun sebelumnya yaitu 0,8 %
akan tetapi masih dibawah target 95 %.
Hal ini menunjukkan masih rendahnya tingkat
kepedulian masyarakat untuk pada pentingnya lingkungan sehat yaitu membersihkan
sarang nyamuk di lingkungannya, karena rata-rata rumah tangga yang diperiksa
memiliki bentuk bak mandi yang besar sehingga pembersihannya lebih dari 7 hari
sekali.
Selain itu pengetahuan dan sikap masyarakat
tentang ancaman serius dari bahaya demam berdarah serta adanya jentik-jentik
nyamuk Aedesaegepty masih kurang.
Grafik 18. Penemuan kasus DBD tahun 2016 - 2018 dapat
dilihat pada tabel berikut:

(Sumber : Data terolah P2M Blimbing
Gudo tahun 2018)
b.
Malaria
Malaria merupakan salah satu
penyakit menular yang upaya pengendaliannya menjadi komitmen glogal dalam MDGs. Malaria disebabkan oleh hewan bersel
satu ( protozoa ) plasmodium yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah
merah manusia ditularkan melalui gigitan
nyamuk Anopheles betina. Pada tahun 2018 di puskesmas Blimbing Gudo 0 penderita malaria
- PROGRAM KESEHATAN LINGKUNGAN
Program kesehatan lingkungan terkait
sangat erat dengan program promosi kesehatan yaitu meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat melalui penyehatan lingkungan. Lingkungan sehat yang dapat
menjaga masyarakat tetap sehat harus memiliki komponen ketersediaan air bersih,
rumah sehat dengan jamban, tempat umum dan tempat pengolahan makanan yang sehat
dan komponen lain yang hasil kegiatan terkait hal tersebut disampaikan di bawah
ini :
1. Penyediaan
Air Bersih
Pada
tahun 2018 dari 7179
sarana, yang diperiksa sebanyak 735 (10,24%). Jenis sarana/sumber air minum
yang digunakan sebagian besar berasal dari sumur bor
sebanyak 52,49%.
Pada tahun 2018 dilaksanakan pemeriksaan kuaitas sarana
air bersih dengan hasil tidak ada air
bersih yang memenuhi syarat secara bakteriologis.
2. Rumah Sehat dan Sanitasi Dasar
Jumlah
rumah yang ada adalah 7303
rumah, yang diperiksa sebanyak 335
rumah dan yang memenuhi rumah sehat sebanyak 6256 rumah.
Sedangkan pada tahun 2018 terjadi peningkatan sebanyak 224
sehingga total rumah yang memenuhi syarat 6256 rumah.
Grafik 19.Jumlah rumah sehat Puskesmas Blimbing
Gudo Tahun 2018

(Sumber : Data terolah
Kesling Puskesmas Blimbing Gudo tahun 2018)
3. Pemantauan
Tempat Umum dan Pengolahan Makanan
Tempat-tempat umum dan Pengolahan Makanan (TUPM) yang ada
di Puskesmas Blimbing Gudo pada tahun 2018 sebanyak 20 tempat. Dari TUPM
yang ada sebanyak 20 (100%) TUPM diperiksa dan 17
TPUM (85%)
memenuhi persyaratan tempat umum yang sehat.
Tidak ada hotel di wilayah Puskesmas Blimbing Gudo.
Jumlah pasar yang ada sebanyak 1 pasar
diperiksa serta hasilnya memenuhi persyaratan kesehatan. Warung makan/restoran yang ada di wilayah puskesmas Blimbing
Gudo ada sebanyak 14 tempat, kemudian sejumlah 14 tempat diantaranya diperiksa
dengan hasil 12 tempat (81,8%) memenuhi persyaratan sehat.
- IMUNISASI
Pelayanan imunisasi adalah
bagian dari upaya pencegahan dan pemutusan mata rantai penularan pada penyakit
yang dapt dicegah dengan imunisasi. Indikator untuk menilai keberhasilan
imunisasi adalah angka UCI ( Universal Child Immunization ).
Angka UCI didapatkan dari
cakupan imunisasi dasar lengkap (IDL ) pada suatu desa yang juga menggambarkan
besarnya tingkat kekebalan masyarakat terhadap penularan PD3I
Tahun 2018 hanya 7 desa di
kecamatan Blimbing Gudo sudah mencapai UCI dengan Cakupan sebesar 105,39 % yang dihitung dengan
menggunakan denominator jumlah bayi berdasarkan surviving infant ( SI ).
Surviving infant ( bayi bertahan hidup) adalah jumlah bayi yang dapat bertahan
hidup sampai dengan ulang tahunnya yang pertama. Surviving infant dihitung berdasarkan
jumlah bayi lahir hidup dikurangi dengan jumlah kematian bayi yang didapat dari
AKB dikalikan dengan jumlah bayi lahir hidup. Surviving infant digunakan untuk
menghitung imunisasi yang diberikan pada bayi usia 2-11 bln. Sedangkan untuk
imunisasi yang diberikan pada bayi usia 0-2 bln menggunakan jumlah bayi lahir
hidup sesuai dengan proyeksi jumlah penduduk.
Selain memberikan imunisasi pada bayi, pelayanan imunisasi juga
mencakup pemberian imunisasi TT pada WUS termasuk bumil. Namun untuk cakupan TT
bumil sebesar 100,62 % dan WUS sebesar 12,29 % masih belum memenuhi target
yang seharusnya 80%.
1. Penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi
a.
Penyakit Tetanus Neonatorm
Di wilayah puskesmas Blimbing
Gudo tahun 2018 tidak ditemukan adanya kasus neonatorm, tetapi upaya pencegahan tetap
dilakukan yaitu pemberian TT pada ibu hamil dan TT 5
b.
Penyakit Campak
Di wilayah puskesmas Blimbing
Gudo tahun 2018 ditemukan 0 kasus campak. Upaya yang dilalakukan adalah imunisasi dasar
lengkap pada bayi dan pemberian imunisasi campak pada kelas 1 SD
c.
Penyakit Difteri
Di wilayah puskesmas Blimbing Gudo tahun 2018 tidak ditemukan kasus difteri,
Upaya yang dialakukan imunisasi dasar pada bayi,pemberian DT pada anak kelas 1
SD dan Td pada kelas 2 dan 3 SD serta penyuluhan penyakit difteri.
d.
AFP
Di wilayah puskesmas Blimbing Gudo tahun 2018 ditemukan 0 kasus. Upayanya
adalah memberikan Imunisasi Polio dan penyuluhan.
- PROGRAM USAHA KESEHATAN SEKOLAH
Penjaringan kesehatan merupakan
serangkaian kegiatan pemeriksaan kesehatan yang dilakukan terhadap siswa kelas
1 SD/MI, SLTP/MTS, SLTA/MA ( siswa baru ). Dapat digunakan untuk memilah siswa
yang memiliki maslah kesehatan supaya mendapatkan penanganan sedini mungkin .
kegiatan penjaringanini meliputi pemeriksaan peroraangan ( rambut, kulit,
kuku),pemeriksaan status gizi berupa pengukuran antropometri, pemeriksaan
ketajaman indera ( penglihatan dan pendengaran ) pemeriksaan kesehatan gigi dan
mulut, pemeriksaan laboratorium untuk anemia kecacingan.
Cakupan penjaringan kesehatan
siswa SD dan sederajat di puskesmas Blimbing Gudo tahun 2018 sebesar 100%.
Pelayanan kesehatan gigi
dan mulut dilakukan dalam bentuk promotif dan preventif, kuratif dan
rehabilitatif. Upaya promotif dan preventif dilakukan petugas kesehatan secara
aktif dengan mengunjungi sekolah dengan melakukan penyuluhan kesehatan gigi dan
mulut serta praktik sikat gigi masal. sedangkan upaya kuratif dan rehabilitatif
dilakukan secara pasif , artinya upaya tersebut dilakukan oleh petugas
kesehatan ketika ada pasien yang datang ke puskesmas. Upaya kuratif dan
rehabilitatif antaara lain pengibatan dan perawatan gigi, penambalan gigi serta
pencabutan gigi.
Jumlah SD/MI di kecamatan Blimbing
Gudo tahun 2018 adalah 19. Dari jumlah tersebut, 19 sekolah melakukan sikat gigi masal ( 100%), hal ini dimaksudkan sebagai
upaya promotif dan preventif maslah gigi dan mulut .
Untuk pelaksanaan kesehatan
gigi sekolah (UKGS) pada tahun 2018 jumlah seluruh siswa SD/MI sebanyak 2.603 siswa, sedangkan siswa yang
diperiksa gigi dan mulutnya berjumlah 1.327( 50,9%) siswa yang perlu perawatan 569 siswa yang mendapat perawatan 160( 28,1) siswa.
Jumlah tumpatan gigi tetap
lebih banyak daripada pencabutan gigi tetap. Rasio tumpatan dan pencabutan gigi
di wilayah kerja puskesmas Blimbing Gudo target 1 : 1, namun pencapaian jumlah tumpatan 206 pencapaian pencabutan 66 sehingga sudah memenuhi target
Grafik 20. Data kunjungan pasien gigi tahun 2017 dan 2018

(Sumber
: Data terolah Gigi
Puskesmas Blimbing Gudo tahun 2018)
- PROGRAM PERKESMAS
Pelaksanaan
kegiatan PHN (Perkesmas) di Puskesmas Blimbing Gudo terintegrasi pada
kegiatan program terkait sesuai dengan sasaran. Sasaran kegiatan Perkesmas meliputi
kunjungan pada keluarga balita anak balita resiko tinggi, gangguan jiwa, ibu
hamil resiko tinggi , bayi resiko tinggi, keluarga usia lanjut dengan resiko
tinggi,keluarga dengan penyakit kronis dan pasien pasca rawat inap dengan
komplikasi dan memerlukan tindakan lanjut.
Kegiatan perkesmas lebih ditujukan bagi keluarga miskin.
Keluarga rawan atau yang memiliki resiko tinggi sebagai sasaran
kegiatan pada tahun 2018 sebanyak 140 orang.Dalam pelaksanaan pemberian asuhan keperawatan
terutama terhadap keluarga sasaran keluarga rawan dengan gangguan jiwa,
pemegang program berkoordinasi dengan mahasiswa yang melaksanakan praktek
keperawatan komunitas di wilayah Puskesmas ABCD. Juga berkolaborasi
dengan unit terkait yaitu KIA, P2M, Usila dan Kesehatan Jiwa.
Kunjungan yang dilaksanakan bagi keluarga rawan sebanyak 140 kasus dan
kegiatan perawatan tersebut menggunakan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat
yang sudah disusun bersama dengan lintas program.
- PROGRAM KESEHATAN USILA
Dengan meningkatnya Usia Harapan
Hidup, maka kesehatan usia lanjut juga perlu mendapatkan perhatian agar para
lanjut usia dapat menjalani kehidupannya secara berkualitas baik fisik maupun
mentalnya. Dalam rangka peningkatan kemampuan petugas dalam pelayanan lansia,
pemenuhan sarana berupa posyandu lansia kit, pembinaan posyandu lansia serta
karang werda yang sudah ada.
Jumlah posyandu lansia terus
ditingkatkan dengan tujuan untuk pemerataan pelayann kesahatan lansia terus
ditingkatkan dengan tujuan untuk pemerataan pelayanan kesehatan lansia dan
untuk mendekatkan pos pelayanan lansia pada sasaran. Dari data yang diperoleh
diketahui bahwa jumlah posyandu lansia pada tahun 2018 berjumlah
45 posyandu saat ini.
Cakupan pelayanan kesehatan pra
usia lanjut (45-59 tahun) dan usia lanjut (>60 tahun) pada tahun 2018 di kecamatan Blimbing Gudo
sebesar 5.452 dari seluruh jumlah usila yang ada yaitu 3.341 jiwa.
- PROGRAM KESEHATAN JIWA MASYARAKAT
Kegiatan program kesehatan jiwa masyarakat meliputi
penjaringan kasus baru, pemantauan kasus jiwa yang ada, rujukan kasus, serta
koordinasi lintas program dan lintas sektor untuk penanganan kasus yang
ada.
Selama tahun 2018 pihak puskesmas
dalam hal ini pemegang program jiwa telah mengikuti pelatihan tingkat daerah
mengenai keperawatan kesehatan jiwa masyarakat.
Jumlah penderita gangguan jiwa pada tahun 2017
diwilayah Puskesmas Blimbing Gudo sebanyak 48 penderita
dan pada tahun 2018 jumlah pasien gangguan jiwa sebanyak 52.Kunjungan
kasus jiwa baru dan lama ditahun 2018 sebanyak 32.
Kunjungan yang dihitung adalah kasus-kasus gangguan jiwa murni seperti
neurotik, psikotik, psikosomatis dan epilepsi, sedangkan kasus kecemasan
(anxiety), gangguan somatoform atau psikosomatis lain yang tidak spesifik tidak
dihitung. Presentase kunjungan jiwa rawat jalan di poli Umum adalah .... % dari total seluruh kunjungan rawat jalan.
Kasus putus obat adalah pasien gangguan jiwa yang
berhenti minum obat selama lebih dari 3 bulan. Sebagian besar disebabkan
kurangnya dukungan keluarga dalam mengambil obat di puskesmas secara rutin. Hal
ini dapat diatasi dengan memaksimalkan peran kader atau tetangga penderita
untuk membantu mengambilkan obat. Penyebab lain adalah penderita menolak atau
bosan minum obat, beberapa kasus telah disiasati dengan mencampurkan obat
kedalam makanan namun terkadang tidak berhasil karena penderita dapat
mengetahui.
Sedangkan pasien yang di rujuk ke Rumah Sakit Jiwa tidak ada
Sedangkan yang meninggal ada 2 orang.
BAB V
SITUASI
SUMBER DAYA KESEHATAN
- SARANA KESEHATAN
Puskesmas Blimbing Gudo dalam menjalankan
pelayanan kesehatan didukung oleh adanya :
1. Puskesmas Induk terletak di Desa Blimbing Gudo
dengan pelayanan yang diberikan yaitu UGD , Rawat inap/PONED, Poli Umum, Poli gigi, Poli KIA-KB,
Poli Gizi/laktasi, Poli Jiwa, Poli Kesling, Poli P2, Pelayanan Obat,Poli VCT/TB, Laboratorium, Poli MTBS, Poli Lansia.
2. Puskesmas Pembantu ada 2 terletak di desa Pucangro dan Sepanyul dengan pelayanan , Poli Umum,
Poli KIA-KB
3. Polindes / poskesdes / Ponkesdes terletak di 9 desa
4. Posyandu balita ada 45 posyandu tersebar
di 9 desa
5. Posyandu lansia ada 45 posyandu tersebar di 9 desa
6. Posyandu remaja ada 9
7. Taman Posyandu ada 9
8. Puskesmas Pembantu ada 2
9. Ambulan ada 1
1.
Sarana Kesehatan Bersumber daya
Masyarakat
Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat berbagai upaya dilakukan dengan memanfaatkan
potensi dan sumber daya yang ada di masyarakat. Upaya kesehtan bersumber daya
masyarakat ( UKGM ) diantarannya Posyandu, Polindes, Poskesdes, dan desa siaga.
a.
Posyandu
Posyandu merupakan salah satu
bentuk upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM) yang paling dikenal
masyarakat untuk mendekatkan pelayanan kesehatan pada masyarakat melalui wadah
keterpaduan lintas sektor dan masyarakat. Posyandu menyelenggarakan minimal 5
program prioritas kesehatan yaitu kesehatan ibu anak, KB,perbaikan gizi,
imunisasi dan penagnggulangan diare.
Di kecamtan Blimbing Gudo
jumlah posyandu sebanyak 45 posyandu.
Posyandu dikelompokan menjdi 4
strata yaitu pratama, madya, purnama dan
mandiri. Jumlah posyandu yang dikategorikan aktif ( strata purnama mandiri
adalah 41 posyandu ( 100%) posyandu sudah mencapai target SPM tahun 2018 yaitu posyandu aktif sebesar 84 %.
b.
Poskesdes
Poskesdes merupakan upaya
kesehatan bersumberdaya masyarakat yang dibentuk didesa dalam rangka
mendekatkan penyediaan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa dengan
kata lain sebagai salah satu wujud upaya untuk mempermudah akses masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan. Kegiatan yang dilakukan di poskesdes yaitu 1.
Pelayanan kesehatan untuk ibu hamil, 2. Pelayanan kesehatan ibu menyusui 3.
Pelayanan kesehatan bayi dan balita 4. Penemuan dan penanganan penderita
peyakit termasuk surveilens epidemiologi dan kesiap siagaan terhadap bencana.
Adanya poskesdes merupakan
salah satu indikator atau kriteria suatu desa disebut desa siaga aktif
Jumlah poskesdes di kecamatan Blimbing
Gudo adalah 9 poskesdes sedangakan desa yang ada adalah 9 desa.Tenaga bidan dan kader desa siaga sebagian
sudah dilatih desa siaga.
c.
Desa Siaga
Desa siaga diartikan sebagai
desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumberdaya dan kemampuan untuk mencegah
dan mengatasi masalah masalah kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan kesehatan
secara mandiri
Desa siaga aktif merupakan desa
atau kelurahan yang penduduknya dapat mengakses pelayanan kesehatan dasar dan
mengembangkan UKBM yang dapat melaksanakan survelens berbasis masyarakat (
pemantauan penyakit, kesehatan ibu dan anak, gizi, lingkungan dan perilaku ),
kedaruratan kesehatan dan penanggulangan bencana serta penyehatan lingkungan
sehingga masyarakatnya menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Desa
siaga dikatakan aktif jika memenuhi 8 kriteria yaitu :
1. Keberadaan dan keaktifan forum masyarakat desa atau
kelurahan
2. Adanya kader pemberdayaan masyarakat (KPM) atau
kader kesehatan atau kader teknis
3. Kemudahan akses pelayanan kesehatan dasar
4. Adanya Posyandu dan UKBM lainnya aktif
5. Dukungan dana untuk kegiatan kesehatan di desa atau
kelurahan
6. Peran serta masyarakat dan organisasi kemasyarakatan
7. Adanya peraturan kepala desa atau lurah atau
peraturan Bupati
8. Pembinaan PHBS
Pada tahun 2018 ini desa maupun kelurahan di
kecamatan Blimbing Gudo yang merupakana desa siaga Aktif sebesar 9 desa (77,78%)
B.
Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia (SDM)
merupakan salah satu faktor penggerak utama dalam mencapai tujuan program
pembangunan da keberhasilan proses penmbangunan kesehatan salah satunya ditentukan
oleh keberadaan SDM kesehatan yang berkualitas.
Di Puskesmas Blimbing Gudo tahun 2019 data ketenagaan adalah sebagai
berikut.
Tabel
. Data Ketenagaan di Puskesmas Blimbing Gudo tahun 2019
NO
|
KETENAGAAN
|
Tenaga PNS
|
Tenaga Non PNS
|
||||
L
|
P
|
Jumlah
|
L
|
P
|
Jumlah
|
||
1
|
Medis
|
||||||
a. Dokter Umum
|
3
|
1
|
4
|
||||
b. Dokter Gigi
|
1
|
1
|
|||||
2
|
Perawat
|
||||||
a. Perawat
|
1
|
5
|
6
|
5
|
11
|
16
|
|
b. Perawat Gigi
|
1
|
1
|
|||||
3
|
Bidan
|
||||||
a. Bidan di
Puskesmas |
14
|
14
|
7
|
7
|
|||
b. Bidan di desa
|
9
|
9
|
|||||
4
|
Farmasi
|
||||||
a. Asisten
Apoteker |
1
|
1
|
1
|
1
|
|||
b. Apoteker
|
|||||||
5
|
Kesehatan Masyarakat
|
||||||
- S 1
|
|||||||
6
|
Sanitarian
|
1
|
1
|
||||
7
|
PROMKES
|
1
|
1
|
||||
8
|
Gizi
|
2
|
2
|
||||
8
|
Teknisi Medis
|
||||||
a. Analis
Kesehatan |
1
|
1
|
1
|
1
|
2
|
||
9
|
Non Kesehatan
|
||||||
a. SD
|
|||||||
b. SMP
|
1
|
1
|
1
|
2
|
2
|
||
c. SMA
|
1
|
3
|
3
|
2
|
2
|
4
|
|
d. D 1
|
|||||||
e. D 3
|
|||||||
f. S 1 / D IV
|
|||||||
JUMLAH
|
6
|
33
|
36
|
10
|
30
|
41
|
|
Keterangan : L = Laki - Laki,
P= Perempuan |
a.
Tenaga Medis
Di Puskesmas Blimbing Gudo
tahun 2019 jumlah tenaga medis adalah 3 dokter umum, 1 dokter gigi.
b.
Perawat
Tenaga perawat meliputi perawat
dan sarjana keperawatan.Di Puskesmas Blimbing Gudo tahun 2019 jumlah perawat sebanyak 22 perawat dan 1 perawat gigi.
c.
Bidan
Jumalah tenaga bidan
berdasarkan data Di Puskesmas Blimbing Gudo tahun 2019 sebanyak 29 yang meliputi 9 di desa dan 20 di puskesmas.
d.
Tenaga kefarmasian
Tenaga kefarmasian meliputi
tenaga apoteker dan asisten apoteker. Di Puskesmas Blimbing Gudo tahun 2019 Jumlah tenaga apoteker 0 sedangkan asisten apoteker
sebanyak 2 orang.
e.
Tenaga gizi
Jumlah tenaga gizi yang ada di
Puskesmas Blimbing Gudo tahun 2019 sebanyak 2 orang
C.
PEMBIAYAAN KESEHATAN
(a)
Anggaran Puskesmas
Blimbing Gudo tahun 2018 menurut jenis dan sumber dana .
Tabel 1. Anggaran Kesehatan menurut
sumber dana di Puskesmas
Blimbing Gudo tahun 2018
Blimbing Gudo tahun 2018
No
|
Sumber Anggaran
|
Pagu
|
Realisasi
|
%
|
1
|
APBN
BOK
|
525.789.340
|
470.504.400
|
89,48
|
2
|
APBN
JKN KAPITASI
|
1.769.658.487
|
1.502.730.385
|
26,69
|
3
|
APBN
JKN NON KAPITASI
|
238.803.850
|
238.803.850
|
100
|
4
|
APBD RETRIBUSI
|
300.403.800
|
265.244.463
|
88,29
|
5
|
APBD
KJS
|
6.306.000
|
6.159.400
|
97,67
|
VII.
PENUTUP
Tahun 2015 adalah tahun dimana era otonomi daerah telah dilaksanakan,
dengan adanya pembentukan struktur Dinas Kesehatan Pemkab yang baru. Berbagai program kesehatan yang
bersumber dana dari PemProv dan Bantuan Luar Negeri sudah semakin berkurang .
Namun anggaran kesehatan yang bersumber dari APBD II meningkat setiap tahunnya.
Program untuk pelayanan kesehatan
terhadap masyarakat miskin masih tetap berjalan.
Dalam pelaksanaan program/proyek kesehatan masih dijumpai kendala, namun
secara keseluruhan hasil pelaksanaan program menunjukkan hasil yang membaik dibandingkan tahun sebelumnya,
meskipun pada beberapa program masih belum tercapai seperti yang diharapkan.
Hasil laporan tahunan ini masih
banyak kekurangan, tetapi mudah-mudahan dapat digunakan sebagai acuan guna
pelaksanaan program tahun yang akan datang serta untuk mengantisipasi
permasalahan-permasalahan yang mungkin terjadi.
Jombang, 31 desember 2015
Kepala UPTD Puskesmas Blimbing Gudo
dr.Andri
Suharyono, MKP
NIP.
196612052001121001
No comments:
Post a Comment