Friday, July 26, 2019

PROFIL


 

 

PROFIL

PUSKESMAS BLIMBING GUDO 2019



 DINAS KESEHATAN KABUPATEN JOMBANG
TAHUN 2019


KATA PENGANTAR



Puji Syukur kehadirat Allah SWT, dengan tersusunnya Profil Puskesmas Blimbing Gudo tahun 2019, sebagai sarana informasi untuk mengetahui hasil pelaksanaan program kesehatan yang telah dilaksanakan.
           
Laporan tahunan Puskesmas Blimbing Gudo Kabupaten Jombang tahun 2019 ini,mencakup berbagai upaya kesehatan yaitu : Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular, Penyehatan Lingkungan, Peningkatan Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat, Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, Pemberdayaan Masyarakat, Peningkatan Pelayanan Kesehatan Dasar, Peningkatan Manajemen Pelayanan Kesehatan, dan Peningkatan Pelayanan Kesehatan bagi Keluarga Miskin, dengan harapan agar hasil yang telah dicapai dengan segala masalah dan hambatannya dapat dipergunakan untuk analisis perencanaan dan tindak lanjut pelaksanaan dimasa yang akan datang.

            Laporan tahunan yang telah disusun ini masih jauh dari sempurna. Kami mohon partisipasi semua pihak yang terkait untuk menyumbangkan pikiran maupun masukan guna meningkatkan mutu Laporan tahunan berikutnya.

            Kepada semua pihak yang telah menyumbangkan pemikiran hingga terbitnya Laporan tahunan ini sangat kami hargai dan kami ucapkan terima kasih.





                                                                                                Jombang, 31 Desember 2015

    Kepala Puskesmas Blimbing Gudo
                                                     
                                                                                                                       
           AGUSTINUS  SUMARNO
                  NIP. 196909042001121010



DAFTAR  ISI

Halaman

Kata Pengantar                                                                                                                         1    

Daftar Isi                                                                                                                                     2    

PENDAHULUAN                                                                                                                      3    

Gambaran Umum                                                                                                                     5
Visi misi dan kebijakan kesehatan                                                                                       
A.   Sumber Daya                                                                                                                    
Anggaran Puskesmas  tahun 2015 menurut jenis dan Sumber dana                   
Tenaga                                                                                                                               
Sarana Kesehatan                                                                                                           
B.   Hasil Pelaksanaan Program Kesehatan 2015                                                       
Upaya Peningkatan Pelayanan Kesehatan Masyarakat                                          
Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit                                                  
Upaya Penyehatan Lingkungan
Upaya Peningkatan Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat                             
Upaya Peningkatan Perilaku dan Pemberdayaan Masyarakat                               
Upaya Peningkatan Manajemen Pelayanan Kesehatan                                         
Upaya Peningkatan Pelayanan Kesehatan bagi Keluarga Miskin                        
D. HAMBATAN DAN PEMECAHAN MASALAH                                                                      
Upaya Peningkatan Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit                                                  
Upaya Penyehatan Lingkungan                                                                                   
Upaya Peningkatan Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat                             
Upaya Peningkatan Perilaku dan Pemberdayaan Masyarakat                                Upaya Peningkatan Pelayanan Kesehatan bagi Keluarga Miskin                                                                    
PENUTUP                                                                                                                                
LAMPIRAN PUSKESMAS DALAM DATA (PROFIL DAN SPM)




         BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Derajat kesehatan yang optimal adalah tujuan akhir dari pembangunan kesehatan yang  upayanya dilandaskan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi seluruh masyarakat. Untuk mewujudkan derajat kesehatan optimal bagi masyarakat  maka diselenggarakan upaya kesehatan dengan pendekatan yang komperhensif meliputi pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotive), pencegahan penyakit (preventive), penyembuhan penyakit (curative) dan pemulihan kesehatan (rehabilitative) yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.
Upaya kesehatan yang komperhensif sebagaimana diatas dilaksanakan dengan tujuan dapat menyelenggarakan upaya kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau oleh masyarakat terutama yang berpenghasilan rendah didukung oleh peran serta aktif dari masyarakat.
Upaya penyelenggaraan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau oleh masyarakat tidak dapat tercapai bila penyelenggaraan kesehatan itu hanya menjadi tangungg jawab pemerintah saja, namun harus mendapat dukungan dari semua pihak khususnya seluruh elemen masyarakat dan sektor terkait.
Untuk mengoptimalkan peran serta masyarakat dan elemen pendukung lain maka sektor kesehatan dalam hal ini khususnya puskesmas berupaya memberikan informasi yang tepat dan akurat kepada masyarakat dan sektor terkait tentang kebijakan kesehatan yang tengah dilaksanakan.
Puskesmas dalam hal ini mengambil peran sebagai leading sector pelayanan kesehatan yaitu menjadi pusat pengembangan yang melaksanakan pembinaan dan memberikan pelayanan kesehatan menyeluruh dan terpadu diwilayah kerjanya dan dijadikan sebagai rujukan primer bagi masyarakat dalam memperoleh informasi dibidang kesehatan.

B.   Tujuan

1.  Tersedianya data / informasi kesehatan dan non kesehatan yang terkait dan berpengaruh terhadap derajat kesehatan masyarakat wilayah Puskesmas Blimbing Gudo.
2.  Dapat mengetahui hasil pelaksanaan kegiatan masing-masing program kesehatan yang telah dilaksanakan dalam satu tahun kerja.
3.  Dapat mengetahui sumber permasalahan dan penyebabnya serta mengupayakan alternatif pemecahannya.
4.  Dapat digunakan sebagai acuan penyusunan perencanaan kegiatan program kesehatan tahun berikutnya.

C.   Manfaat
1.  Manfaat Internal
Dapat dijadikan bahan evaluasi kinerja dan pencapaian program serta pertimbangan penyusunan rencana kesehatan tahun berikutnya
2.  Manfaat eksternal
Dapat digunakan oleh pimpinan administrasi kesehatan dan unit-unit terkait lain, terutama dalam rangka tinjauan / revisi tahunan mengenai kondisi kesehatan masyarakat di wilayah kerja terkait dengan pembangunan wilayah secara keseluruhan.

D.   Ruang Lingkup
1. Indikator dan penilaian Kinerja
a. Pelayanan UKM Esensial Puskesmas ;
1. Upaya Promosi Kesehatan
2. Upaya Kesehatan Lingkungan
3. Upaya Pelayanan KIA – KB
4. Upaya Pelayanan Gizi
5. Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular
b. Pelayanan UKM Pengembangan
1. Upaya Keperawatan Kesehatan Masyarakat
2. Upaya Kesehatan Jiwa
3. Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat
4. Upaya Pelayanan Kesehatan Tradisional
5. Upaya Kesehatan Olahraga
6. Upaya Kesehatan Penyakit Tidak Menular
7. Upaya Kesehatan Haji
8. Upaya Kesehatan Lanjut Usia
9. Upaya Kesehatan Remaja
c. Pelayanan UKP
1. Pelayanan Pemeriksaan Umum (BP Umum)
2. Pelayanan Kesehatan Gigi
3. Pelayanan KIA-KB
4. Pelayanan Gizi
4. Pelayanan Laboratorium
5. Pelayanan Rawat Inap
6. Pelayanan Persalinan
7. Pelayanan Kefarmasian
8. Unit Gawat Darurat
      d. Manajemen
1. Manajemen Umum
2. Manajemen Pemberdayaan Masyarakat
3. Manajemen Peralatan
4. Manajemen Sarana Prasarana
5. Manajemen Keuangan
6. Manajemen Sumber Daya Manusia
7. Manajemen Pelayanan Kefarmasian
8. Manajemen Data dan Informasi
9. Manajemen Program UKM Esensial
10. Manajemen Program UKM Pengembangan
11. Manajemen UKP
12. Manajemen Muti
e. Mutu
1. Survei Kesehatan Masyarakat
2. Survei Kepuasan Pasien
3. Penanganan Pengaduan Pasien
4. Sasaran Keselamatan Pasien
5. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
2. Jenis Data / Informasi
Data yang dikumpulkan untuk Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas Blimbing Gudo adalah:
a.    Data Umum meliputi data wilayah (geografi), kependudukan (demografi) dan sosial ekonomi.
b.    Data Derajat Kesehatan yang meliputi data kematian, data kesakitan dan data status gizi.
c.    Data Kesehatan Lingkungan dan Perilaku Hidup Sehat Masyarakat, meliputi data air bersih, data rumah sehat, data tempat-tempat umum, dan data perilaku hidup sehat.
d.    Data  Pelayanan Kesehatan, antara lain data pemanfaatan rawat jalan dan rawat inap, data pelayanan kesehatan ibu dan anak, data pemberantasan penyakit, data pelayanan kesehatan keluarga miskin, data penanggulangan KLB dan data pelayanan kesehatan jiwa, usila  lainnya.
e.    Data Sumber Daya Kesehatan yang meliputi data sarana kesehatan, data tenaga kesehatan, data obat dan perbekalan kesehatan, serta data pembiayaan kesehatan.
f.     Data lainnya.
3. Sumber Data
Data untuk Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas Blimbing Gudo diperoleh dari:
a.  Data dan dokumen yang dimiliki pengelola program  kegiatan unit pelayanan kesehatan perorangan dalam gedung dan pengelola program unit kesehatan masyarakat di luar gedung, baik untuk kegiatan yang dilaksanakan dalam gedung maupun di luar gedung.
b.  Data dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil terkait data demografis.
c. Data dari lintas sektor terkait (Desa, Kecamatan, dll)






BAB II
GAMBARAN UMUM

A.   Geografi dan Demografi
1.    Keadaan Geografi
eta Wilayah Kerja Puskesmas Blimbing Gudo
Puskesmas Blimbing Gudo merupakan salah satu Puskesmas di Kabupaten Jombang
yang berbatasan dengan :
Sebelah utara           : Wilayah Kerja Puskesmas  Cukir
Sebelah timur           : Wilayah Kerja Puskesmas Kesamben  Ngoro
Sebelah selatan       : Wilayah Kerja Puskesmas Pulorejo
Sebelah Barat         : Wilayah Keja Puskesmas Plumbon gambang
Puskesmas Blimbing Gudo terletak di Wilayah Kecamatan Gudo yang merupakan salah satu dari 2 (Dua) Puskesmas di Kecamatan Gudo  yaitu Puskesmas Plumbon  gambang  dan Puskesmas Blimbing Gudo sendiri.  Wilayah kerja terdiri dari 9 (Sembilan) desa dengan 45 dusun yaitu desa Blimbing,Japanan,Kedungturi, Bugasur,Pucangro, Sukopinggir, Sepanyul,  Sukoiber dan  Mentaos.
 dataran rendah dan bisa dilalui dengan semua jenis kendaraan. Luas wilayah kerja 18,8 km2. Jarak Puskesmas dg Ibukota Kecamatan sekitar 17 (satu) km, dengan ibukota kabupaten sekitar  16 (satu) km. Jarak desa terjauh adalah desa Pucangro dan Bugasur  dengan jarak tempuh sekitar 6 (Enam) kilometer.
Tabel 1. Luas wilayah per desa dapat dilihat pada tabel berikut ini :

NO
NAMA DESA/ KELURAHAN
LUAS WILAYAH
(KM2)
JUMLAH DESA
JARAK KE PUSKESMAS
(KM)
Kelurahan
Desa
1
Pucangro
279.0

1
6
2
Kedung Turi
175.6

1
3
3
Japanan
1.01

1
2
4
Blimbing
13.174

1
Letak Puskesmas
5
Mentaos
1.384

1
3
6
Sukoiber
23.759

1
3,5
7
Sukopinggir
1.765

1
4
8
Bugasur
30.581

1
6
9
Sepanyul
2.049

1
5


     74.848



(Sumber data : Data Luas Wilayah Kecamatan Jombang tahun 2019)

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa Desa/Kelurahan yang wilayahnya paling luas adalah Desa Pucangro. Sedangkan Desa/Kelurahan dengan luas wilayah terkecil adalah Desa Mentaos. Desa/Kelurahan yang jaraknya terjauh dari Puskesmas adalah Desa Pucangro, sedangkan yang terdekat  adalah Desa Japanan


2.    Keadaan Demografi
Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Blimbing Gudo pada tahun 2019 adalah 27.025  jiwa terdiri dari penduduk laki-laki 13.317 jiwa dan perempuan 13.708 jiwa.


   3. Sarana Pelayanan Kesehatan

Secara umum jumlah sarana pelayanan kesehatan yang berada di Puskesmas Blimbing  Gudo  tahun 2019 dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3. Jenis sarana fasilitas kesehatan.
NO
JENIS SARANA YAN KES
JUMLAH
KETERANGAN
1
RSU PEMERINTAH
0

2
RSU SWASTA
0

3
RS KHUSUS SWASTA
0

4
KLINIK SWASTA
1

5
PUSKESMAS
1

6
PUSTU
2

7
PONKESDES
1

8
PUSLING
0

9
POSKESDES
9

10
APOTEK
2

11
DOKTER PRAKTEK SWASTA
0

12
BIDAN PRAKTEK MANDIRI
9

13
POSYANDU
46

14
RUMAH BERSALIN
0

TOTAL
71

   (Sumber data: Data Profil Puskesmas Blimbing Gudo tahun 2019)
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa, sarana kesehatan terbanyak di Puskesmas Blimbing Gudo adalah Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat ( UKBM ) yaitu : Posyandu, diikuti  Bidan Praktek Mandiri (BPM),Poskesdes.
4.    Ketenagaan
Untuk ketenagaan berdasarkan tingkat pendidikan di Puskesmas Blimbing  Gudo  tahun 2017 beserta jaringannya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel Data Ketenagaan menurut jenisnya di Puskesmas  Blimbing  Gudo tahun 2019
No
Jenis Ketenagaan
Jml yg ada
Status
Jml sesuai PMK75/2014
Kekurangan
PNS
PTT
SK Bupati
SK Dinkes
SK Kapus

PUSKESMAS INDUK








1
   Dokter
3
3






2
   Dokter Gigi
1
1






3
   Sarjana Kesehatan Masyarakat
0







4
   D III Umum Non Kesehatan
0







5
   Bidan
29
14



15

15

    - D III Kebidanan
28
13



15



    - D IV Kebidanan
1
1






6
   Perawat
22
6

1
3
13

13

    - S1 Keperawatan
4


1

3



    - D III Keperawatan
18
5


3
10



    - SPK
1
1






7
   Perawat Gigi
1
1






8
   Gizi
2
2







    - AKZI
1
1







    - SPAG
1
1






9
   D III Farmasi
2
1



1


10
   Analis Lab
3
1


1
1



 D III Analis Kesehatan
2
1



1



 D IV Analis Kesehatan
1



1



11
   Sanitarian
1
1






12
   Promkes
1
1



1


  13
   Epidemolog
0







14
   Pelaksana TU
2
2






15
   SMEA/ SMA
7
3


1
3


16
   SMP
2




2


17
   SD
0








PUSKESMAS PEMBANTU








  18
Bidan
4
3



1

Tenaga yg ada di Pustu merupakan tenaga dari Puskesmas Induk
   19
Perawat
1



1


   20
Tenaga lain
0






 211
POLINDES
9








Bidan
0






Tenaga yg ada di Pustu merupakan tenaga dari Puskesmas Induk
 22
Ponkesdes
1








Perawat
1


1



Tenaga yg ada di Pustu merupakan tenaga dari Puskesmas Induk
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa, ketenagaan di Puskeskes Blimbing  Gudo sebagian besar berstatus Pegawai Negeri Sipil ( PNS ), berpendidikan D3 dan berprofesi sebagai Bidan.


BAB III
VISI MISI DAN KEBIJAKAN KESEHATAN

A.   Visi dan Misi Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang
1.    Visi
Berkarakter Dan Berdaya Saing”.
2.    Misi
a.  Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan Yang Bersih dan Profesional
b.  Mewujudkan Masyarakat Jombang Yang Berkualitas, Religius dan Berbudaya
c.   Meningkatkan Daya Saing Perekonomian Berbasis Kerakyatan, Potensi Unggulan Lokal dan Industri
B.   Visi, Misi,Tujuan dan Tata Nilai Puskesmas Blimbing Gudo
1. Visi
Berkarakter Dan Berdaya Saing
2. Misi
1.  Mewujudkan masyarakat wilayah Puskesmas Bliumbing Gudo sehat secara mandiri
2.  Mengoptimalkan SDM yang profesional
3.  Meningkatkan mutu pelayanan dan mengutamakan keselamatan pasien serta peduli pada masyarakat
3. Tujuan
Untuk mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional yakni meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat orang yang
bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas, agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya
4. Tata Nilai
1.Cepat dan tepat
2. Berpihak pada masyarakat
3. Disiplin
4. Tranparansi
5. akuntabilitas
C.  Kebijakan Mutu Puskesmas Blimbing Gudo
      1. Kebijakan Mutu
Melaksanakan program dan pelayanan kesehatan sesuai dengan standar
  
akreditasi puskesmas

                         


BAB IV
SITUASI DERAJAT DAN UPAYA KESEHATAN

A.   DERAJAT KESEHATAN

  1. ANGKA KEMATIAN ( MORTALITAS )
                        Angka kematian yang sering dijadikan indikator keberhasilan pelayanan kesehatan adalah Angka Kematian Ibu, sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan indikator yang dapat memperlihatkan derajat kesehatan suatu wilayah/ negara.
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di wilayah kerja Puskesmas Blimbing Gudo pada tahun 2019 akan dijelaskan lebih lanjut pada uraian di bawah ini :

a.  Angka Kematian Bayi (AKB)
Angka kematian bayi adalah jumlah penduduk yang meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun yang dinyatakan dalam 1000 kelahiran hidup (KH) pada tahun yang sama. AKB dapat menggambarkan kondisi sosial ekonomi masyarakat setempat, karena bayi adalah kelompok usia yang paling rentan terkena dampak dari perubahan lingkungan maupun sosial ekonomi.
Kematian bayi pada tahun 2018 yang mencapai 7 kejadian disebabkan oleh 2 bayi karena kelainan jantung bawaan, 4 bayi karena asfiksia dan 1 bayi karena Hisprung.Sedangkan kematian tahun 2017 terjadi 2 bayi dengan kasus kematian adalah 1 bayi meninggal karena kelainan bawaan, 1 bayi meninggal karena Prematur.
Kematian bayi pada tahun 2016 yang mencapai 4 kejadian disebabkan oleh 4 bayi karena asfiksia.Diharapkan menjadi tidak ada kematian bayi pada tahun-tahun berikutnya. Target tersebut diupayakan dapat tercapai dengan  optimalisasi program KIA, Gizi dan program lain yang terkait.
Tren Angka Kematian Bayi atau Infant Mortality Rate (IMR) selama rentang waktu antara tahun 2016 hingga tahun 2018 dapat dilihat pada grafik berikut :

Grafik 3. Angka kematian bayi Puskesmas Blimbing Gudo Tahun
                       
2014 hingga 2015
b.  Angka Kematian Balita
Angka kematian balita dapat digunakan untuk mengambarkan tingkat permasalahan kesehatan anak dan faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap kesehatan balita seperti gizi, penyakit infeksi, kelainan bawaan berat atau kecelakaan.
Kematian balita di wilayah Puskesmas Blimbing Gudo pada tahun 2018 tidak ada kematian sedangkan pada tahun 2019 tidak ada kematian balita.Hal ini menjadi tantangan bagi optimalisasi program-program terkait yang memberikan kontribusi dalam kesehatan balita seperti gizi, imunisasi, penerapan manajemen terpadu balita sakit (MTBS) pada pelayanan baik di dalam maupun diluar gedung oleh petugas kesehatan serta program kesehatan lingkungan agar tidak ada kematian balita.
Grafik 4. Angka kematian balita Puskesmas Blimbing Gudo Tahun 2016
               
hingga 2018
c.  Angka Kematian Ibu (AKI)
 Angka kematian ibu ( AKI ) menggambarkan jumlah wanita yang  meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan, persalinan dan nifas, serta penanganannya dalam hal ini tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil selama kehamilan, melahirkan, dalam  masa nifas dimulai sejak 6 jam  pasca bersalin sampai dengan 42 hari setelah melahirkan tanpa memperhitungkan lama kehamilan, per 100.000 kelahiran  hidup
Target MDGs untuk penurunan AKI adalah sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2018. Di Puskesmas Blimbing Gudo pada tahun 2018 tidak ada kematian  ibu sedangkan tahun 2017 terdapat 1 kematian ibu pada masa nifas disebabkan karena adanya riwayat penyakit jantung yang diderita. Informasi mengenai AKI akan bermanfaat untuk pengembangan peningkatan kesehatan reproduksi, terutama pelayanan kehamilan dan membuat kehamilan yang aman bebas resiko tinggi, program peningkatan jumlah kelahiran yang dibantu oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan, penyiapan sistem rujukan dalam penanganan  komplikasi kehamilan, penyiapan keluarga dan suami siaga dalam menyongsong kelahiran, yang semuannya bertujuan untuk mengurangi angka kematian ibu dan meningkatkan derajat kesehatan reproduksi
Sensitivitas AKI terhadap perbaikan mutu pelayananan kesehatan menjadikannya indikator keberhasilan pembangunan sektor kesehatan
Grafik 5. Angka kematian ibu Puskesmas Blimbing Gudo Tahun 2016
                
hingga 2018


d.  Angka Harapan Hidup
Angka harapan hidup  merupakan alat untuk mengukur kinerja pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya dan meningkatkan kesehatan pada khusunya. Selain itu angka harapan hidup juga dapat digunakan untuk mengukur indeks pembangunan  manusia (IPM). AHH yaitu rata – rata jumlah tahun yang akan dijalani seseorang sejak orang tersebut lahir.
                                       
  1. STATUS GIZI MASYARAKAT
Status gizi masyarakat dapat diukur melalui beberapa indikator , antara lain ; Bayi dengan BBLR, Status gizi balita dan anak sekolah, animia gizi besi pada ibu, Remaja, ibu hamil KEK dan ganguan akibat kekurangan yodium.atus
a.    Bayi Dengan Berat Badan Lahir Rendah
Berdasarkan kohort  bayi , jumlah BBLR  di kecamatan Blimbing Gudo yang dilaporkan tahun 2018 sebanyak 45 bayi (5,9 %) sedangkan bayi lahir yang ditimbang 768 bayi. Kasus BBLR ini menjadi perhatian khusus karena seringkali menyebabkan kematian bayi.
b.    Status Gizi Balita    
Status gizi balita merupakan salah satu indikator yang menggambarkan tingkat status gizi masyarakat. Salah satu cara penilaian status gizi balita adlah dengan pengukuran antopometri yang menggunakan Indeks Masa Tubuh (IMT) yaitu pengukuran tubuh dibandingkan umur, berat badan/ umur (BB/U) , berat badan per tinggi badan ( BB/TB), atau  tinggi badan  per umur (TB/U).  Jumlah balita di kecamatan Blimbing Gudo  tahun 2018 adalah 1.929 balita, yang ditimbang  1.727 balita( 89,52%) .sedangkan balita yang naik BB nya 1300 (75,27%) dari target 70% sedangkan untuk balita BGM sebanyak 10 ( 0,57 %). Sedangkan  pelayananan gizi buruk mendapatkan perawatan adalah 2 (100 %)
Status Gizi ibu Hamil Pada tahun 2018 cakapai target 90 tablet Feupan pemberian 30 tablet Fe ( fe1) mencapai 100 %, sedangkan untuk pemberian  90 tablet Fe ( Fe3) mencapai 92,8 % hal ini menunjukan bahwa pemberian Fe sesuai target sebesar 90 %.
c.      Status Gizi Ibu Dan Wanita Pekerja

Status gizi ibu hamil dan wanita pekerja dapat dilihat dari tingkat kecukupan zat gizi besi (Fe) dengan tujuan menekan prevalensi anemia zat gizi besi bagi ibu hamil ada kebijakan pemberian tablet tambah darah 90 tablet selama kehamilan.
Pada tahun 2015 terdapat 896 ibu hamil, cakupan pemberian 30 tablet Fe1 pada ibu hamil mencapai 97 % dan cakupan pemberian 90 tablet Fe (Fe3) pada ibu hamil mencapai 94

B.   UPAYA KESEHATAN
1.  Sarana Kesehatan (Puskesmas)
Tahun 2018 sarana pelayanan kesehatan yang ada adalah 1 puskesmas induk, 2 puskesmas pembantu, 9 poskesdes dan ponkesdes.  Pelayanan rawat inap di puskesmas induk dengan 10 tempat tidur dan pelayanan unit gawat darurat 24 jam. Pelayanan Poned 24 jam dengan 4 tempat tidur.
2.  Pembiayaan Kesehatan masyarakat
Diakui bahwa untuk melakukan perawatan kesehatan atau pengobatan diperlukan biaya yang tidak sedikit. Oleh karena itu masyarakat melalui kegiatan baik secara perorangan maupun kolektif telah melakukan jaminan pembiayaan yang ditanggung oleh BPJS.

C.   PELAYANAN PENGOBATAN
1.  Pelayanan Rawat Jalan
Sarana pelayanan kesehatan di puskesmas disediakan untuk memberikan pelayanan kesehatan dasar bagi para pengunjung Puskesmas baik dengan pelayana rawat jalan maupun rawat inap( khusus Puskesmas  perawatan yang memiliki sarana rawat inap)
Pada tahun 2018 jumlah masyarakat yang memanfaatkan kunjungan rawat jalan sebanyak 48.116 kunjungan rawat jalan sedangkan kunjungan rawat inap sebesar 946
     Jumlah kunjungan di Puskesmas pada tahun 2018 sebanyak 23.106 orang .Kunjungan pasien rawat jalan selama ini mengalami peningkatan.  Hal ini menunjukan semakin meningkatnya tingkat kepercayaan pengguna pelayanan di puskesmas, sehingga upaya untuk mempertahankan dan meningkatkan pelayanan terus dilakukan melalui pelaksanaan kegiatan peningkatan mutu. Disamping itu kebijakan pemerintah kabupaten yang menyelenggarakan pembiayaan kesehatan gratis bagi warga Jombang juga memberikan dampak signifikan bagi peningkatan kunjungan.
Kebijakan pembiayaan kesehatan gratis oleh pemerintah daerah dimulai sejak bulan November 2014 hal ini mengakibatkan peningkatan jumlah kunjungan rawat jalan maupun rawat inap. Masyarakat Jombang mendapat kemudahan akses pembiayaan gratis hanya dengan menunjukkan Kartu Tanda Penduduk Jombang atau kartu keluarga bagi warga yang berumur kurang dari 17 tahun.
Grafik 7. Data Kunjungan Pasien Puskesmas Blimbing Gudo Tahun 2014
              
hingga 2018

Jenis kunjungan pengguna pelayanan rawat jalan berdasarkan kunjungan kasus baru dan kasus lama adalah sebagai berikut :
Grafik 8. Jumlah kunjungan pasien rawat jalan Puskesmas Blimbing Gudo
                 
Tahun 2018
Jenis pengguna pelayanan rawat jalan berdasarkan pembiayaan dan kepemilikan jaminan kesehatan di puskesmas tahun 2018 yang terdiri dari non gakin adalah program TBC, jiwa, imunisasi, kusta,BPJS Mandiri dan ASKES. Gakin adalah KIS PBI,Jamkesmas, KJS dapat di lihat dalam diagram sebagai berikut :
Grafik 8. Pengguna rawat jalan berdasarkan jaminan kesehatan tahun 2018
        
Berikut sepuluh besar penyakit yang sering di jumpai di unit pelayanan rawat jalan selama tahun 2018 :                                                                           
Grafik 6. Data 10 Penyakit Terbanyak di Rawat Jalan Puskesmas Blimbing
               
Gudo Tahun 2018
(Sumber : Data terolah Rawat Jalan Blimbing Gudo tahun 2018)

Penyakit Tekanan Darah Tinggi Primer/Hipertensi Primer merupakan penyakit tertinggi di Puskesmas Blimbing Gudo pada tahun 2018

2.    Pelayanan Rawat Inap
Pelayanan rawat inap Puskesmas Blimbing Gudo telah mengalami perkembangan fluktuatif dari tahun ke tahun. Masyarakat yang mengakses pelayanan rawat inap pun beragam dari penduduk miskin hingga menengah keatas baik dari dalam wilayah maupun luar wilayah. Rawat inap Puskesmas Blimbing Gudo juga merupakan rujukan bagi penyedia kesehatan swasta disekitarnya seperti bidan dan dokter dan rujukan dari beberapa puskesmas rawat jalan di sekitar wilayah kerjanya.
Grafik 8. Data Lima besar penyakit di unit rawat inap adalah sebagai
                 
berikut:
              (Sumber : Data terolah Rawat Inap Blimbing Gudo tahun 2018)
Dari grafik diatas dapat diketahui penyakit terbanyak di unit rawat inap adalah Observasi Febris.
a.    BOR ( Bed Occupancy Ratio = Angka penggunaan tempat tidur)
BOR adalah prosentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu tertentu.Indikator ini menggambarkan tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur di pelayanan rawat inap.Nilai BOR ideal adalah 60%-85% (Depkes RI, 2005).
Nilai rata-rata BOR unit rawat inap puskesmas Blimbing Gudo 48,79 untuk tahun 2018 dari 14 tempat tidur. Hal ini menyebabkan tingkat pemanfaat tempat tidur di pelayanan rawat inap puskesmas Blimbing Gudo menjadi kurang ideal.









Grafik 9. Data BOR bulanan selama tahun 2018 adalah sebagai berikut :
          (Sumber : Data terolah Rawat Inap Blimbing Gudo tahun 2018)
Dari grafik tersebut dapat dilihat penurunan terbesar terjadi pada bulan – bulan tertentu ditahun 2018.

b.    AVLOS (Average Length Of Stay = Lama hari rawat)
AVLOS adalah rata-rata lama rawat seorang pasien. Indikator ini menggambarkan tingkta efisiensi dan mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnose tertentu dapat dijadikan hal yang perlu diperhatikan. Nilai AVLOS ideal adalah 6-9 hari (Depkes RI, 2005).
LOS selama tahun 2018 adalah 2,49. Lama hari rawat yang terbilang pendek dikarenakan jenis penyakit yang diderita adalah jenis ringan hingga sedang, sehingga waktu pemulihan juga lebih cepat.
Perkembangan rata-rata LOS selama tahun 2016-2018 dapat dilihat pada grafik berikut :


Grafik 10. Data rata-rata LOS tahun 2016 hingga 2018
                    (Sumber : Data terolah Rawat Inap Puskesmas Blimbing Gudo tahun 2018)

c.    TOI (Turn Over  Interval = tenggang perputaran)
TOI  adalah rata-rata hari dimana tempat tidur  tidak ditempati dari telah terisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini menggambarkan tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur.Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-3 hari (Depkes RI, 2005).
Rerata TOI selama tahun 2018 adalah 2,61 artinya setiap 1 hari sekali tempat tidur telah digunakan kembali. TOI Puskesmas Blimbing Gudo ini menunjukkan angka yang sudah optimal.(Lihat lampiran Tabel7).
Grafik 11. Data rata-rata TOI tahun 2016 hingga 2018
                       (Sumber : Data terolah Rawat Inap Puskesmas Blimbing tahun 2018)
d.    BTO (Bed Turn Over = Angka perputaran tempat tidur)
BTO adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu tertentu (Depkes, 2005).Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai 40-50 kali. Angka BTO selama tahun 2018 adalah 94,6 dan belum  mendekati nilai optimal, meskipun ada pada batas ketidak efisiensian penggunaan tempat tidur.
Grafik 12. Data rata-rata BTO tahun 2016 hingga 2018
                       (Sumber : Data terolah Rawat Inap Puskesmas Blimbing tahun 2018)
    1. NDR (Net Death Rate = Angka kematian bersih)
           NDR adalah angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar (Depkes RI, 2005).Indikator ini memberikan gambaran mutu pelayanan di rumah sakit. Angka NDR rawat inap Puskesmas Bareng  tahun  2018 adalah 0. Artinya dalam 1.000 penderita yang dirawat kurun waktu 2016-2018 terdapat 0 kematian setelah 48 jam dirawat. 
    2. GDR (Gross Death Rate = Angka kematian kotor)
                  GDR menurut Depkes RI (2005) adalah angka kematian umum untuk setiap 1000 penderita keluar. Pada kurun waktu 2018 dalam 1000 penderita keluar terdapat 0 kematian secara umum sebelum 48 jam dirawat.
3.    PELAYANAN LABORATORIUM
Seiring waktu, pelayanan laboratorium  Puskesmas Blimbing Gudo telah mengalami banyak perkembangan dalam pelayanan baik dari segi diversifikasi pelayanan dan peningkatan kualitas pelayanan di dalam maupun diluar gedung.
Dari segi diversifikasi pelayanan, laboratorium puskesmas Blimbing Gudo tidak lagi hanya menerima pelayanan pemeriksaan laboratorium dasar saja, namun juga melayani beberapa jenis pemeriksaan penunjang yang merupakan kegiatan pelayanan pengembangan puskesmas.  Jenis pemeriksaan tersebut adalah pemeriksaan titer widal, gula darah, profil lemak seperti colesterol dan kimia darah lain seperti asam urat dan pemeriksaan sputum BTA.
Disamping itu, alat yang digunakan tidak lagi dengan laborat konvensional saja namun sudah dipermudah dengan perangkat laboratorium digital dengan metode spektrofotometri untuk pemeriksaan laborat darah rutin.Untuk pemeriksaan kimia darah menggunakan metode stik karena banyak kendala operasional dalam penggunaan alat digital disamping reagen mahal, hasil kurang akurat dan alat yang belum dikalibrasi.
Untuk kasus yang sering terjadi di masyarakat dan yang tidak dapat dikerjakan oleh puskesmas karena kendala ketersediaan prasarana, laborat telah bekerjasama dengan pihak Rumah Sakit Umum Daerah Jombang untuk sistem rujukan, seperti kasus TB terkait program dari Dinas Kesehatan.Untuk pemeriksaan Follow up sputum BTA, puskesmas Blimbing Gudo bisa melaksanakan pemeriksaan sendiri.
Hasil pelaksanaan kegiatan laboratorium selama tahun 2018 antara lain kunjungan rawat jalan sebanyak 4612 jiwa
Sepuluh  besar jenis kunjungan laboratorium yang paling sering dilakukan pada tahun 2018  adalah sebagai berikut:
Grafik 13. Kunjungan Laboratorium terbanyak Tahun 2018
(Sumber :data terolah Unit Laborat Puskesmas Blimbing Gudo 2018)

4.    PELAYANAN FARMASI OBAT
Ketersediaan obat adalah persediaan obat , jumlah kebutuhan dan presentase ketersediaan obat generik.
Jumlah obat yang wajib dilaporkan pada tahun 2018 berjumlah 144 jenis, Tingkat ketersediaan obat terbanyak selama tahun 2018 adalah obat yang paling banyak atau sering digunakan adalah paracetamol tablet 500 mg yaitu sebanyak 107.283 tablet. Obat ini termasuk golongan obat  sebagai analgesik antipiretik yang termasuk dalam kelompok yang fast moving.
Tingkat ketersediaan terendah adalah Magnesium Sulfat 40%, karena hanya terdapat 1 kasus.
                                                                            
5.    PELAYANAN UGD
Pelayanan Unit Gawat darurat tidak hanya menerima kasus kegawatan murni. Pada jam kerja biasanya digunakan sebagai ruang tindakan untuk pembedahan minor atau tindakan medis lain seperti pemasangan kateter, ganti verband atau rawat luka.
Secara umum kunjungan UGD pada tahun 2018 sebanyak 9.881

6.    PELAYANAN POLI GIGI
Pelayanan poli gigi telah diupayakan secara maksimal oleh petugas poli gigi dengan rerata kunjungan harian unit gigi dan mulut adalah 7 sampai 15  kunjungan dari target minimal kunjungan poli gigi per hari 5 pasien.
Dari grafik kunjungan dibawah dapat dilihat terjadinya peningkatan kunjungan sejak tahun 2017 yang cukup signifikan
Hasil kegiatan pelayanan unit gigi pada tahun 2018 antara lain cakupan kunjungan rawat jalan gigi dari total penduduk adalah 9 %, hal ini menunjukkan pencapaian yang baik dalam program pengembangan gigi masyarakat.
 Rasio tambal cabut sudah mencapai target yaitu 202: 66 sedang cakupan pelayanan unit gigi sebesar 9 %.

Grafik 14. kunjungan poli gigi tahun 2016 - 2018 :
        (Sumber :data terolah e-info Puskesmas Blimbing Gudo 2018)
  1. PROGRAM KESEHATAN KELUARGA DAN REPRODUKSI
Pelayanan Kesehatan IBU dan Anak
Upaya ini diharapkan dapat menurunkan AKI dan AKB serta untuk mempersiapkan generasi mendatang yang sehat cerdas dan berkualitas.
a.  Pelayanan kesehatan ibu hamil (K1 dan K4 )
Pelayanan diwujudkan dalam antenatalcare(ANC) minimal 4 kali selama masa kehamilan yaitu 1 kali pada trimester pertama ( 0-12 bln),1 kali pada trimester ke 2(12-24 minggu) dan 2 kali pada trimester ke 3 ( 24-36 minggu ). Pemeriksaan ini untuk memantau dan skrining resiko tinggi ibu hamil, pencegahan dan penangangan dini komplikasi kehamilan. Hasil pencapian di puskesmas Blimbing Gudo cakupan  K1 sebesar 105,43 % dan cakupan K4 sebesar 90% tahun 2018. Capain ini sudah mencapi target tetapi masih ada kesenjangan antara K1 dan K4 dengan harapan seluruh ibu hamil mendapat pelayanan paripurna dengan pelayanan ANC terpadu yang terjadwal dan kelas ibu hamil.
b.  Pertolongan persalinan oleh tenaga Kesehatan dengan Kompetensi Kebidanan
Pertolongan persalinan oleh tenaga Keshatan dengan Kompetensi Kebidanan adalah pertolongan oleh tenaga kesehatan yang profesional dimulai dari lahirnya bayi,pemotongan tali pusat sampai keluarnya placenta. Komplikasi dan kematian maternal dan Neonatal seharusnya bisa dicegah pada masa pertolongan persalinan. Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di puskesmas Blimbing Gudo tahun 2018 adalah 92,94%. Dan ini belum mencapai target SPM sebesar 95 %.
Untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan tenaga kesehatan yang berkompeten dalam bidang kebidanan maka puseksmas Blimbing Gudo melakukan berbagai upaya antara lain :
1.      Pelatihan Asuhan persalinan normal
2.      Workshop penyegaran PONED
3.      Pemantapan tim PONEK dan PONED
4.      Pembinaan PONEK  ke PONED
5.      Simulasi kegawatan Maternal Neonatal
6.      Pencegahan penularan HIV Aids ibu ke anak
7.      Melibatkan Ayah peduli atau Mancare
8.      Supervisi Fasilitatif



c.  Ibu Hamil Komplikasi yang Ditangani
Ibu hamil komplikasi atau resiko tinggi adalah ibu hamil dengan keadaan penyimpangan dari normal yang secara langsung menyebabkan kesakitan dan kematian bagi ibu maupun bayinya. Cakupan ibu hamil komplikasi yang ditangani tahun 2018 adalah 96 % sudah mencapai target. Walaupun sudah mencapai target tetapi penanganan terhadap komplikasi ibu hamil masih tetap mendapat perhatian karena untuk mencegah terjadi kematian ibu dan bayi.
d.    Pelayanan Ibu Nifas
Pelayanan nifas adalah pelayanan ibu nifas mulai 6 jam – 42 hari pasca persalinan oleh tenaga kesehatan sesuai standard yang dilakukan sekurang kurangnya 3kali sesuai jadwal yang dianjurkan yaitu 6 jam sampai dengan 3hari pasca persalinan, pada hari ke 4 sampai ke 28 pasca persalinan dan ke 29 sampai ke 42 pasca persalianan. Cakupan pelayanan ibu nifas di puskesmas Blimbing Gudo adalah 92,94 %. Dan ini belum mencapai target SPM 100 %.
Jenis pelayanan nifas yang diberikan antara lain :
1.  Pemeriksaan tanda vital ( tensi, nadi, nafas, suhu)
2.  Pemeriksaan tinggi sundus utery
3.  Pemeriksaan lochia dan cairan pervaginam lain
4.  Pemeriksaan payudara dan ASI eksklusif
5.  Pemberian KIE kesehatan ibu nifas dan bayi baru lahir dan Keluarga berencanan
e.    Pelayanan Kesehatan Neonatus
Pelayanan kesehatan pada neonatus minimal 3 kali yaitu 2 kali pada usia 0-7 hari dan 1 kali pada usia 8-28hari, pelayanan ini biasa disebut KN lengkap. Cakupan pelayanan kesehatan neonatus di puskesmas Blimbing Gudo sebesar 96,86 % sudah mencapi target sebesar 90 %. Pelayana Kn meliputi ASI eksklusif, Perawatan mata, tali pusat pemberian vit.K injeksi, imunisasi hepatitis B, MTBM
f.     Pelayanan Kesehatan Bayi
Pelayanan Kesehatan Bayi ditujukan pada bayi usia 29 hari sampai 11 bulan yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai standard minimal 4 kali tujuannya adalah supaya bayimendapat pelayanan kesehatan dasar diketahui sejak dini adanya kelainan atau penyakit dan pemelihaaraan kesehatan dan pencegahan penyaki serta peningkatan kualitas hidup bayi. Cakupan pelayanan kesehatan bayi di puskesmas Blimbing Gudo adalah 104,47 % sudah mencapai target SPM sebesar 90 % . Pelayanan kesehatan bayi yang diberikan antara lain : Imunisasi dasar, Stimulasi, Deteksi, Intervensi dini tumbuh kembang SDIDTK bayi, pemberian vitamin A, penyuluhan ASI eksklusif MP ASI dan perawatan bayi.
g.  Pelayanan Kesehatan Anak dan Balita
Pelayana kesehatan anak dan balita adlah pelayanan keehatan pada anak 12-59 bulan minmal 8 kali  dalam upaya meningkatkan kualitas hidup anak dan balita diantaranya adalah melakukan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan serta stimulasi tumbuh kembang pada anak dengan menggunakan instrumen SDIDTK, pembinaan posyandu, Pendidikan anak usia dini (PAUD), konseling keluarga, Pemberian ASI sampai 2 tahun, makanan gizi seimbang dan vitamin A.
Cakupan pelayanan kesehatan pada anak balita tahun 2018 di puskesmas Blimbing Gudo adalah sebesar  78,60 % belum memenuhi target SPM  sebesar 90 % dikarenakan setelah mendapat imunisasi dasar balita tidak hadir di Posyandu.
h.    Pelayanan KB
Tingkat pencapaian pelaynan KB dapat dilihat dari cakupan Pasangan Usia Subur (PUS) yang menggunakan metode kontrasepsi, cakupan peserta KB yang baru menggunakan alat kontrasepsi, tempat pelayanan KB, dan jenis kontrasepsi yang digunakan oleh akseptor KB.
Tahun 2018 di kecamatan Blimbing Gudo jumlah pasangan usia subur adalah 4.574 jumlah tersebut yang menjadi KB aktif adalah sebanyak 2.848 sedangkan peserta Kb baru sebesar 428.

E.   PROGRAM PROMOSI KESEHATAN
Penyuluhan kesehatan dalah kegiatan pedidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan menanamkan keyakinan sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan.
Materi penyuluhan sangat beragam mulai dari materi kesehatan ibu dan anak, materi tentang gizi,dan tumbuh kembang anak, kesehatan remaja, kesehatan lansia, kesehatan lingkungan, PHBS, HIV AIDS dan NAPZA. Sasaran penyuluhan kesehatan mencakup individu , keluarga, kelompok dan masyarakat. Penyuluhan kesehatan pada individu dapat dilakukan di Puskesmas, posyandu, keluarga dan masyarakat. Penyuluhan kesehatan pada keluarga diutamakan pada keluarga resiko tinggi seperti keluarga yang menderita penyakit menular, keluarga dengan gizi yang buruk, keluarga dengan sanitasi lingkungan yang buruk dan sebagainya. Penyuluhan dengan sasaran kelompok dapat dilakukan pada kelompok ibu hamil, kelompok ibu yang meliliki anak balita, kelompok masyarakat yang rawan terhadap maslah kesehatan sprti kelompok lansia, kelompok yang ada diberbagai institusi pelayanan kesehatan seperti anak sekolah, pekerja dalam perusahaan dan lain- lain.Penyuluhan kelompok pada umumnya disampaikan pada sasaran posyandu, poskesdes, sekolah, pertemuan PKK dan lintas sektor lainnya.
Materi penyuluhan promkes 2018
No
Materi Penyuluhan
Jumlah
1
Penyakit Menular
606
2
Lansia
819
3
Kesehatan Lingkungan
817
4
PHBS
701
5
KIA/KB/Imunisasi
3133
6
Remaja
915
7
Napza
270
8
Kesehatan gigi mulut
1051
9
Kesehatan jiwa
757
10
Penyakit Menular Seksual
4820
11
Gizi
903

  1. PROGRAM GIZI MASYARAKAT
1.    Penanggulangan Gizi Buruk
Di kecamatan Blimbing Gudo telah dibentuk taman pemulihan gizi ( TPG )  yaitu desa kebondalem, mundusewu, ngampungan, pakel, nglebak sedangkan kegiatan tersebut bisa berjalan apabila di danani oleh BOK namun jika tidak ada dana BOK kegiatan tersebut berhenti. Dan selain itu juga telah dilakukan pembentukan kader motivator ASI sebanyak 90 kader dalam rangka pemenuhan kebutuhan gizi sejak bayi.
2.    Pemberian Kapsul Vitamin A
Cakupan pemberian vit. A  pada bayi 6- 11 bulan adalah  sebesar 585 bayi ( 100%,) sedangkan untuk balita 12-59 bulan terdapat 1.543 balita ( 100%).
3.    Pemberian tablet tambah darah
Cakupan pemberian  tablet tambah darah untuk Fe1  Pada tahun 2018 cakapai target 90 tablet Feupan pemberian 30 tablet Fe ( fe1) mencapai 100 %, sedangkan untuk pemberian  90 tablet Fe ( Fe3) mencapai 92,80 % hal ini menunjukan bahwa pemberian Fe sesuai target sebesar 90 %


4.    Pemberian Asi eksklusif pada bayi 0-6 bulan
Di kecamatan Blimbing Gudo data pemberian ASI eksklusif  tahun 2018 adalah 96,7%. Berbagai upaya yang telah dilakukan untuk meningkatkan cakupan ASI eksklusif adalah
A.   Sosialisasi ASI di desa – desa
B.   Pelatihan kader motivator Kp ASI sebanyak 90 kader
C.   Dibentuknya KP ASI di 9 desa
  1. PROGRAM PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR
1.  Penyakit Menular Langsung
a)  Tubercolusis
Penyakit TB Paru di Puskesmas ABCD masih menjadi masalah kesehatan karena :
1)    Menyerang pada semua kelompok
2)    Angka kesakitan yang tinggi
3)    Prosentase kasus tertinggi pada kelompok umur produktif
4)    Penemuan penderita TB dengan Basil Tahan Asam (BTA) masih rendah.
Tahun 2017 ditemukan 90 suspek kasus TB paru dan 9 penderita TB paru BTA (+), 10 rontgen (+). Penderita yang diobati sebanyak 29 orang. Penderita yang sembuh sebanyak 8 orang BTA positif dan 5 orang Rongten positif di nyatakan pengobatan lengkap.  Sehingga  pencapaian indikator program TB diperoleh hasil  cure rate 88,8% dan  case detection rate 10 %
Pada tahun 2018 ditemukan 17 penderita TB BTA positif dan penderita TB MDR yang semuanya dilakukan pengobatan di Puskesmas Blimbing Gudo, kecuali pada TB MDR memerlukan pengobatan khusus di RS dr. Soetomo Surabaya pada minggu – minggu awal.


Jumlah penderita TBC tahun 2015-2018 dapat dilihat pada grafik dibawah ini:   
Grafik 15. Jumlah Penderita TBC Tahun 2015-2018
     (Sumber : Data terolah P2M Puskesmas Blimbing Gudo tahun 2018)

b)  Kusta
Kusta adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium Leprae yang menyerang saraf tepi dan jaringan tubuh lainnya kecuali susunan saraf pusat.
Prevalensi merupakan indikator yang bermanfaat dalam menetapkan besarnya masalah dan  transmisi yang sedang berlangsung. Prevalensi rate di puskesmas Blimbing Gudo tahun 2018 adalalah 0,15 per 10.000 penduduk. Keadaan seperti ini sudah memenuhi target prevalensi kurang dari 1,  angka tersebut dapat disimpulkan bahwa kusta dapat dikendalikan di puskesmas Blimbing Gudo.
Pada tahun 2018 penderita kusta baru untuk tipe kering tidak ditemukan  sedang  penderita baru yang ditemukan 2 orang tipe Mb, dengan demikian total penderita baru kusta adalah 2 orang dengan NCDR 3,13 per 100.000 penduduk. Tingkat penularan kusta di masyarakat dinyatakan dengan indikator proporsi penderita anak dari 2 penderita baru yang ditemukan pasien anak tidak ada.dan untuk mengetahui keterlambatan antara kejadian penyakit dan penegakan diagnosa digunakan indikator proporsi cacat 2. Tahun 2018 ini penderita yang mengalami cacat 2 sebanyak 1 penderita.



c)  HIV
Penyakit hiv merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Human Immuno Deficienci virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Infeksi tersebut menyebabkan penderita penurunan ketahanan tubuh  sehingga sangat mudah untuk terinfeksi penyakit lain sebelum memasuki AIDS penderita terlebih dahulu dinyatakan HIV positif. Jumlah penderita HIV di Blimbing Gudo tahun 2018  terdapat 9 penderita yang masih hidup menurut catatan dari dinas kesehatan .
Upaya yang dilakukan selain penanganan juga pencegahan terhadap HIV AIDS melalui penemuan penderita secara dini yaitu pemeriksaan HIV AIDS pada ibu hamil, penderita TB, Penyuluhan HIV/AIDS di sekolah.
Di wilayah puskesmas Blimbing Gudo tahun 2018 juga ada penderita HIV AIDS yang sudah mendapatkan pengobatan.
d) Pneumonia
Pneumonia adalah infeksi akut yang menyerang jaringan paru ( alveoli). Pneumonia merupakan penyebab kematian bayi dan balita. Jumlah  perkiraan  balita pneumonia 224. Cakupan penemuan penderita pneumonia balita puskesmas Blimbing Gudo tahun 2018 adalah 12,92 % cakupan ini di atas  target sebesar 10%
Penemuan penyakit pneumonia tahun 2018 sebanyak 29 anak sedangkan pada tahun 2017 menjadi 33 anak. Semua kasus bisa ditangani di Puskesmas Blimbing Gudo dengan baik.
Jumlah penemuan kasus pneumonia tahun 2016 - 2018 dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Grafik 16. Jumlah Penemuan Kasus Pneumonia Tahun 2016-2018
            (Sumber : Data terolah P2M Puskesmas Blimbing Gudo tahun 2018)

Peningkatan penemuan kasus pneumonia disebabkan oleh kriteria diagnosa pneumonia yang dapat ditegakkan hanya dengan nafas cepat pada bayi dan balita. Sehingga semua anak dengan nafas cepat tanpa memperhatikan adakah demam, suara tambahan atau alat bantú pernafasan sudah dapat didiagnosa sebagai suspek pneumonia
f) PENYAKIT DIARE
Penyakit diare ampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat, walaupun secara umum angka kesakitan masih fluktuatif.Diare pada balita merupakan hal yang sangat berbahaya karena bisa mengakibatkan kematian. Adapun hasil penemuan penderita diare pada balita pada tahun 2018 adalah sebanyak 905 kasus dengan 100% kasus ditangani dan 100 % diberikan oralit.
Sedangkan kasus diare pada tahun 2018 ada 905 orang atau 3.36 % lebih banyak dari tahun sebelumnya.
Grafik 17. Kasus diare pada balita selama tahun 2015 - 2018
           (Sumber : Data terolah P2M Puskesma Blimbing Gudo tahun 2018)
Tingginya angka diare pada balita terutama disebabkan rendahnya kualitas higiene sanitasi masyarakat, kebiasaan perilaku hidup sehat dan ketersediaan air bersih yang belum memenuhi syarat.
2.    Penyakit Menular dengan Perantara Binatang
a.    Penyakit Demam Berdarah Dengue
Pada tahun 2017 ditemukan 3 Suspek DBD  dan 8 kasus demam berdarah baik yang berobat di luar wilayah Puskesmas Blimbing Gudo atau yang berobat di Puskesmas Blimbing Gudo. Sedangkan pada tahun 2018 ada 12 DHF . Kasus tersebut dapat tertangani dengan baik dan tidak menimbulkan kematian. Namun demikian upaya pencegahan penyakit terutama dari segi pemberantasan sarang nyamuk masih harus terus ditingkatkan.
Dalam rangka pencegahan terjadinya kasus demam berdarah di Puskesmas ABCD maka dilaksanakan upaya Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan melibatkan kader kesehatan, masyarakat umum dan seluruh karyawan puskesmas dibagi sesuai pemegang desa binaan. Sedangkan angka bebas jentik yang diperoleh dari kegiatan Pemeriksaan Jentik Berkala (PJB) adalah sebesar tahun sedangkan pada tahun 2017 ABJ sebesar 87,82%. Hal ini masih dibawah target yaitu 95%.
ABJ tahun 2018 sebesar 86,94 % terjadi penurunan dari tahun sebelumnya yaitu 0,8 % akan tetapi masih dibawah target 95 %.
Hal ini menunjukkan masih rendahnya tingkat kepedulian masyarakat untuk pada pentingnya lingkungan sehat yaitu membersihkan sarang nyamuk di lingkungannya, karena rata-rata rumah tangga yang diperiksa memiliki bentuk bak mandi yang besar sehingga pembersihannya lebih dari 7 hari sekali.
Selain itu pengetahuan dan sikap masyarakat tentang ancaman serius dari bahaya demam berdarah serta adanya jentik-jentik nyamuk Aedesaegepty masih kurang.
Grafik 18. Penemuan kasus DBD tahun 2016 - 2018 dapat dilihat pada tabel berikut:
           (Sumber : Data terolah P2M Blimbing Gudo tahun 2018)



b.    Malaria
Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang upaya pengendaliannya menjadi komitmen glogal dalam  MDGs. Malaria disebabkan oleh hewan bersel satu ( protozoa ) plasmodium yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia ditularkan  melalui gigitan nyamuk Anopheles betina. Pada tahun 2018 di puskesmas Blimbing Gudo 0 penderita malaria



  1. PROGRAM KESEHATAN LINGKUNGAN        

            Program kesehatan lingkungan terkait sangat erat dengan program promosi kesehatan yaitu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui penyehatan lingkungan. Lingkungan sehat yang dapat menjaga masyarakat tetap sehat harus memiliki komponen ketersediaan air bersih, rumah sehat dengan jamban, tempat umum dan tempat pengolahan makanan yang sehat dan komponen lain yang hasil kegiatan terkait hal tersebut disampaikan di bawah ini :
1. Penyediaan Air Bersih
Pada tahun 2018 dari  7179 sarana, yang diperiksa sebanyak  735 (10,24%). Jenis sarana/sumber air minum yang  digunakan sebagian besar berasal dari sumur bor sebanyak 52,49%.
Pada tahun 2018 dilaksanakan pemeriksaan kuaitas sarana air bersih dengan hasil tidak ada  air bersih yang memenuhi syarat secara bakteriologis.
2. Rumah Sehat dan Sanitasi Dasar
Jumlah rumah yang ada adalah 7303 rumah, yang diperiksa sebanyak 335 rumah dan yang memenuhi rumah sehat sebanyak 6256 rumah.
Sedangkan pada tahun 2018 terjadi peningkatan sebanyak 224 sehingga total rumah yang memenuhi syarat 6256 rumah.
Grafik 19.Jumlah rumah sehat Puskesmas Blimbing Gudo Tahun 2018
(Sumber : Data terolah Kesling Puskesmas Blimbing Gudo tahun 2018)

3. Pemantauan Tempat Umum dan Pengolahan Makanan
Tempat-tempat umum dan Pengolahan Makanan (TUPM) yang ada di Puskesmas Blimbing Gudo pada tahun 2018 sebanyak 20 tempat. Dari TUPM yang ada sebanyak 20 (100%) TUPM diperiksa dan 17 TPUM  (85%) memenuhi persyaratan tempat umum yang sehat.
Tidak ada hotel di wilayah Puskesmas Blimbing Gudo. Jumlah pasar yang ada sebanyak 1 pasar  diperiksa serta hasilnya memenuhi persyaratan kesehatan.  Warung makan/restoran yang ada di wilayah puskesmas Blimbing Gudo ada sebanyak 14 tempat, kemudian sejumlah 14 tempat diantaranya diperiksa dengan hasil 12 tempat (81,8%) memenuhi persyaratan sehat.
  1. IMUNISASI
Pelayanan imunisasi adalah bagian dari upaya pencegahan dan pemutusan mata rantai penularan pada penyakit yang dapt dicegah dengan imunisasi. Indikator untuk menilai keberhasilan imunisasi adalah angka UCI ( Universal Child Immunization ).
Angka UCI didapatkan dari cakupan imunisasi dasar lengkap (IDL ) pada suatu desa yang juga menggambarkan besarnya tingkat kekebalan masyarakat terhadap penularan PD3I
Tahun 2018 hanya 7  desa di kecamatan Blimbing Gudo sudah mencapai UCI dengan Cakupan sebesar 105,39 % yang dihitung dengan menggunakan denominator jumlah bayi berdasarkan surviving infant ( SI ). Surviving infant ( bayi bertahan hidup) adalah jumlah bayi yang dapat bertahan hidup sampai dengan ulang tahunnya yang pertama. Surviving infant dihitung berdasarkan jumlah bayi lahir hidup dikurangi dengan jumlah kematian bayi yang didapat dari AKB dikalikan dengan jumlah bayi lahir hidup. Surviving infant digunakan untuk menghitung imunisasi yang diberikan pada bayi usia 2-11 bln. Sedangkan untuk imunisasi yang diberikan pada bayi usia 0-2 bln menggunakan jumlah bayi lahir hidup sesuai dengan proyeksi jumlah penduduk.
Selain memberikan  imunisasi pada bayi, pelayanan imunisasi juga mencakup pemberian imunisasi TT pada WUS termasuk bumil. Namun untuk cakupan TT bumil sebesar 100,62 % dan  WUS  sebesar 12,29 % masih belum memenuhi target yang seharusnya 80%.



1. Penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi
a.  Penyakit Tetanus Neonatorm
Di wilayah puskesmas Blimbing Gudo tahun 2018 tidak ditemukan adanya kasus neonatorm, tetapi upaya pencegahan tetap dilakukan yaitu pemberian TT pada ibu hamil dan TT 5
b.  Penyakit Campak
Di wilayah puskesmas Blimbing Gudo tahun 2018 ditemukan 0 kasus campak. Upaya yang dilalakukan adalah imunisasi dasar lengkap pada bayi dan pemberian imunisasi campak pada kelas 1 SD
c.  Penyakit Difteri
Di wilayah puskesmas Blimbing Gudo tahun 2018 tidak ditemukan kasus difteri, Upaya yang dialakukan imunisasi dasar pada bayi,pemberian DT pada anak kelas 1 SD dan Td pada kelas 2 dan 3 SD serta penyuluhan penyakit difteri.
d.  AFP
Di wilayah puskesmas Blimbing Gudo tahun 2018 ditemukan 0 kasus. Upayanya adalah memberikan Imunisasi Polio dan penyuluhan.

  1. PROGRAM USAHA KESEHATAN SEKOLAH
Penjaringan kesehatan merupakan serangkaian kegiatan pemeriksaan kesehatan yang dilakukan terhadap siswa kelas 1 SD/MI, SLTP/MTS, SLTA/MA ( siswa baru ). Dapat digunakan untuk memilah siswa yang memiliki maslah kesehatan supaya mendapatkan penanganan sedini mungkin . kegiatan penjaringanini meliputi pemeriksaan peroraangan ( rambut, kulit, kuku),pemeriksaan status gizi berupa pengukuran antropometri, pemeriksaan ketajaman indera ( penglihatan dan pendengaran ) pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut, pemeriksaan laboratorium untuk anemia kecacingan.
Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan sederajat di puskesmas Blimbing Gudo tahun 2018 sebesar 100%.
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut dilakukan dalam bentuk promotif dan preventif, kuratif dan rehabilitatif. Upaya promotif dan preventif dilakukan petugas kesehatan secara aktif dengan mengunjungi sekolah dengan melakukan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut serta praktik sikat gigi masal. sedangkan upaya kuratif dan rehabilitatif dilakukan secara pasif , artinya upaya tersebut dilakukan oleh petugas kesehatan ketika ada pasien yang datang ke puskesmas. Upaya kuratif dan rehabilitatif antaara lain pengibatan dan perawatan gigi, penambalan gigi serta pencabutan gigi.
Jumlah SD/MI di kecamatan Blimbing Gudo tahun 2018 adalah 19. Dari jumlah tersebut, 19 sekolah melakukan sikat gigi masal ( 100%), hal ini dimaksudkan sebagai upaya promotif dan preventif maslah gigi dan mulut .
Untuk pelaksanaan kesehatan gigi sekolah (UKGS) pada tahun 2018 jumlah seluruh siswa SD/MI sebanyak 2.603 siswa, sedangkan siswa yang diperiksa gigi dan mulutnya berjumlah 1.327( 50,9%) siswa yang perlu perawatan 569 siswa yang mendapat perawatan 160( 28,1) siswa.
Jumlah tumpatan gigi tetap lebih banyak daripada pencabutan gigi tetap. Rasio tumpatan dan pencabutan gigi di wilayah kerja puskesmas Blimbing Gudo target 1 : 1, namun pencapaian jumlah tumpatan 206 pencapaian pencabutan 66 sehingga sudah memenuhi target  
Grafik 20. Data kunjungan pasien gigi tahun 2017 dan 2018
     (Sumber : Data terolah Gigi Puskesmas Blimbing Gudo tahun 2018)
  1. PROGRAM PERKESMAS
Pelaksanaan kegiatan PHN (Perkesmas) di Puskesmas Blimbing Gudo terintegrasi pada kegiatan program terkait sesuai dengan sasaran. Sasaran kegiatan Perkesmas meliputi kunjungan pada keluarga balita anak balita resiko tinggi, gangguan jiwa, ibu hamil resiko tinggi , bayi resiko tinggi, keluarga usia lanjut dengan resiko tinggi,keluarga dengan penyakit kronis dan pasien pasca rawat inap dengan komplikasi dan memerlukan tindakan lanjut.  Kegiatan perkesmas lebih ditujukan bagi keluarga miskin.
Keluarga rawan atau yang memiliki resiko tinggi sebagai sasaran kegiatan pada tahun 2018 sebanyak 140 orang.Dalam pelaksanaan pemberian asuhan keperawatan terutama terhadap keluarga sasaran keluarga rawan dengan gangguan jiwa, pemegang program berkoordinasi dengan mahasiswa yang melaksanakan praktek keperawatan komunitas di wilayah Puskesmas ABCD. Juga berkolaborasi dengan unit terkait yaitu KIA, P2M, Usila dan Kesehatan Jiwa.  Kunjungan yang dilaksanakan bagi keluarga rawan sebanyak 140 kasus dan kegiatan perawatan tersebut menggunakan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat yang sudah disusun bersama dengan lintas program.

  1. PROGRAM KESEHATAN USILA
Dengan meningkatnya Usia Harapan Hidup, maka kesehatan usia lanjut juga perlu mendapatkan perhatian agar para lanjut usia dapat menjalani kehidupannya secara berkualitas baik fisik maupun mentalnya. Dalam rangka peningkatan kemampuan petugas dalam pelayanan lansia, pemenuhan sarana berupa posyandu lansia kit, pembinaan posyandu lansia serta karang werda yang sudah ada.
Jumlah posyandu lansia terus ditingkatkan dengan tujuan untuk pemerataan pelayann kesahatan lansia terus ditingkatkan dengan tujuan untuk pemerataan pelayanan kesehatan lansia dan untuk mendekatkan pos pelayanan lansia pada sasaran. Dari data yang diperoleh diketahui bahwa jumlah posyandu lansia pada tahun 2018  berjumlah 45 posyandu saat ini.
Cakupan pelayanan kesehatan pra usia lanjut (45-59 tahun) dan usia lanjut (>60 tahun) pada tahun 2018 di kecamatan Blimbing Gudo sebesar 5.452 dari seluruh jumlah usila yang ada yaitu 3.341 jiwa.

  1. PROGRAM KESEHATAN JIWA MASYARAKAT
Kegiatan program kesehatan jiwa masyarakat meliputi penjaringan kasus baru, pemantauan kasus jiwa yang ada, rujukan kasus, serta koordinasi lintas program dan lintas sektor untuk penanganan kasus yang ada. 
Selama tahun 2018 pihak puskesmas dalam hal ini pemegang program jiwa telah mengikuti pelatihan tingkat daerah mengenai keperawatan kesehatan jiwa masyarakat.
Jumlah penderita gangguan jiwa pada tahun 2017 diwilayah Puskesmas Blimbing Gudo sebanyak 48 penderita dan pada tahun 2018 jumlah pasien gangguan jiwa sebanyak 52.Kunjungan kasus jiwa baru dan lama ditahun 2018 sebanyak 32. Kunjungan yang dihitung adalah kasus-kasus gangguan jiwa murni seperti neurotik, psikotik, psikosomatis dan epilepsi, sedangkan kasus kecemasan (anxiety), gangguan somatoform atau psikosomatis lain yang tidak spesifik tidak dihitung. Presentase kunjungan jiwa rawat jalan di poli Umum adalah .... % dari total seluruh kunjungan rawat jalan.
Kasus putus obat adalah pasien gangguan jiwa yang berhenti minum obat selama lebih dari 3 bulan. Sebagian besar disebabkan kurangnya dukungan keluarga dalam mengambil obat di puskesmas secara rutin. Hal ini dapat diatasi dengan memaksimalkan peran kader atau tetangga penderita untuk membantu mengambilkan obat. Penyebab lain adalah penderita menolak atau bosan minum obat, beberapa kasus telah disiasati dengan mencampurkan obat kedalam makanan namun terkadang tidak berhasil karena penderita dapat mengetahui.
Sedangkan pasien yang di rujuk ke Rumah Sakit Jiwa tidak ada Sedangkan yang meninggal ada 2 orang.


BAB V
SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

  1. SARANA KESEHATAN
Puskesmas Blimbing Gudo dalam menjalankan pelayanan kesehatan didukung oleh adanya :
1.  Puskesmas Induk terletak di Desa Blimbing Gudo dengan pelayanan yang diberikan yaitu UGD , Rawat inap/PONED, Poli Umum, Poli gigi, Poli KIA-KB, Poli Gizi/laktasi, Poli Jiwa, Poli Kesling, Poli P2, Pelayanan Obat,Poli VCT/TB, Laboratorium, Poli MTBS, Poli Lansia.
2.  Puskesmas Pembantu ada 2 terletak di desa Pucangro dan Sepanyul dengan pelayanan , Poli Umum, Poli KIA-KB
3.  Polindes / poskesdes / Ponkesdes terletak di  9 desa
4.  Posyandu balita ada 45 posyandu tersebar di 9 desa
5.  Posyandu lansia ada 45 posyandu tersebar di 9 desa
6.  Posyandu remaja ada 9
7.  Taman Posyandu ada 9
8.  Puskesmas Pembantu ada 2
9.  Ambulan ada 1
1.  Sarana Kesehatan Bersumber daya Masyarakat
Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada masyarakat berbagai upaya dilakukan dengan memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di masyarakat. Upaya kesehtan bersumber daya masyarakat ( UKGM ) diantarannya Posyandu, Polindes, Poskesdes, dan desa siaga.
a.  Posyandu
Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM) yang paling dikenal masyarakat untuk mendekatkan pelayanan kesehatan pada masyarakat melalui wadah keterpaduan lintas sektor dan masyarakat. Posyandu menyelenggarakan minimal 5 program prioritas kesehatan yaitu kesehatan ibu anak, KB,perbaikan gizi, imunisasi dan penagnggulangan diare.
Di kecamtan Blimbing Gudo jumlah posyandu sebanyak 45 posyandu.
Posyandu dikelompokan menjdi 4 strata  yaitu pratama, madya, purnama dan mandiri. Jumlah posyandu yang dikategorikan aktif ( strata purnama mandiri adalah 41 posyandu ( 100%) posyandu sudah mencapai target SPM tahun 2018 yaitu posyandu aktif sebesar 84 %.



b.  Poskesdes
Poskesdes merupakan upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat yang dibentuk didesa dalam rangka mendekatkan penyediaan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa dengan kata lain sebagai salah satu wujud upaya untuk mempermudah akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan. Kegiatan yang dilakukan di poskesdes yaitu 1. Pelayanan kesehatan untuk ibu hamil, 2. Pelayanan kesehatan ibu menyusui 3. Pelayanan kesehatan bayi dan balita 4. Penemuan dan penanganan penderita peyakit termasuk surveilens epidemiologi dan kesiap siagaan terhadap bencana.
Adanya poskesdes merupakan salah satu indikator atau kriteria suatu desa disebut desa siaga aktif
Jumlah poskesdes di kecamatan Blimbing Gudo adalah 9 poskesdes sedangakan desa yang ada adalah 9 desa.Tenaga bidan dan kader desa siaga sebagian sudah dilatih desa siaga.
c.  Desa Siaga
Desa siaga diartikan sebagai desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumberdaya dan kemampuan untuk mencegah dan mengatasi masalah masalah kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri
Desa siaga aktif merupakan desa atau kelurahan yang penduduknya dapat mengakses pelayanan kesehatan dasar dan mengembangkan UKBM yang dapat melaksanakan survelens berbasis masyarakat ( pemantauan penyakit, kesehatan ibu dan anak, gizi, lingkungan dan perilaku ), kedaruratan kesehatan dan penanggulangan bencana serta penyehatan lingkungan sehingga masyarakatnya menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Desa siaga dikatakan aktif jika memenuhi 8 kriteria yaitu :
1.  Keberadaan dan keaktifan forum masyarakat desa atau kelurahan
2.  Adanya kader pemberdayaan masyarakat (KPM) atau kader kesehatan atau kader teknis
3.  Kemudahan akses pelayanan kesehatan dasar
4.  Adanya Posyandu dan UKBM lainnya aktif
5.  Dukungan dana untuk kegiatan kesehatan di desa atau kelurahan
6.  Peran serta masyarakat dan organisasi kemasyarakatan
7.  Adanya peraturan kepala desa atau lurah atau peraturan Bupati
8.  Pembinaan PHBS
Pada tahun 2018 ini desa maupun kelurahan di kecamatan Blimbing Gudo yang merupakana desa siaga Aktif sebesar 9 desa (77,78%)
B.    Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor penggerak utama dalam mencapai tujuan program pembangunan da keberhasilan proses penmbangunan kesehatan salah satunya ditentukan oleh keberadaan SDM kesehatan yang berkualitas.
Di Puskesmas Blimbing Gudo tahun 2019 data ketenagaan adalah sebagai berikut.
Tabel . Data Ketenagaan di Puskesmas Blimbing Gudo tahun 2019
NO
KETENAGAAN
Tenaga PNS
Tenaga Non PNS
L
P
Jumlah
L
P
Jumlah
1
Medis






a.  Dokter Umum
3
1
4



b.  Dokter Gigi

1
1




2
Perawat






a. Perawat
1
5
6
5
11
16
b. Perawat Gigi

1
1



3
Bidan






a. Bidan di
    Puskesmas

14
14

7
7
b. Bidan di desa




9
9
4
Farmasi






a. Asisten
    Apoteker

1
1

1
1
b. Apoteker






5
Kesehatan Masyarakat






- S 1













6
Sanitarian

1
1



7
PROMKES

1
1



8
Gizi

2
2



8
Teknisi Medis






a. Analis
    Kesehatan

1
1
1
1
2
9
Non Kesehatan






a. SD






b. SMP
1
1
1
2

2
c. SMA
1
3
3
2
2
4
d. D 1






e. D 3






f. S 1 / D IV







JUMLAH
6
33
36
10
30
41

Keterangan : L = Laki - Laki,                                   
                      P
= Perempuan





a.  Tenaga Medis
Di Puskesmas Blimbing Gudo tahun 2019 jumlah tenaga medis adalah 3 dokter umum, 1 dokter gigi.
b.  Perawat
Tenaga perawat meliputi perawat dan sarjana keperawatan.Di Puskesmas Blimbing Gudo tahun 2019 jumlah perawat sebanyak 22 perawat dan 1 perawat gigi.
c.  Bidan
Jumalah tenaga bidan berdasarkan data Di Puskesmas Blimbing Gudo tahun 2019 sebanyak 29 yang meliputi 9 di desa dan 20 di puskesmas.
d.  Tenaga kefarmasian
Tenaga kefarmasian meliputi tenaga apoteker dan asisten apoteker. Di Puskesmas Blimbing Gudo tahun 2019 Jumlah tenaga apoteker 0 sedangkan asisten apoteker sebanyak 2 orang.
e.  Tenaga gizi
Jumlah tenaga gizi yang ada di Puskesmas Blimbing Gudo tahun 2019 sebanyak 2 orang

C.    PEMBIAYAAN KESEHATAN
(a)  Anggaran Puskesmas  Blimbing Gudo tahun 2018 menurut jenis dan sumber dana .
Tabel 1. Anggaran Kesehatan menurut sumber dana di Puskesmas
                
Blimbing Gudo tahun 2018
No
Sumber Anggaran
Pagu
Realisasi
%
1
APBN BOK
525.789.340
470.504.400
89,48
2
APBN JKN KAPITASI
1.769.658.487
1.502.730.385
26,69
3
APBN JKN NON KAPITASI
238.803.850
238.803.850
100
4
APBD RETRIBUSI
300.403.800
265.244.463
88,29
5
APBD KJS
6.306.000
6.159.400
97,67



VII. PENUTUP

Tahun 2015 adalah tahun dimana era otonomi daerah telah dilaksanakan, dengan adanya pembentukan struktur Dinas Kesehatan Pemkab  yang baru. Berbagai program kesehatan yang bersumber dana dari PemProv dan Bantuan Luar Negeri sudah semakin berkurang . Namun anggaran kesehatan yang bersumber dari APBD II meningkat setiap tahunnya. Program  untuk pelayanan kesehatan terhadap masyarakat miskin masih tetap berjalan.
Dalam pelaksanaan program/proyek kesehatan masih dijumpai kendala, namun secara keseluruhan hasil pelaksanaan program menunjukkan hasil  yang membaik dibandingkan tahun sebelumnya, meskipun pada beberapa program masih belum tercapai seperti yang diharapkan.
            Hasil laporan tahunan ini masih banyak kekurangan, tetapi mudah-mudahan dapat digunakan sebagai acuan guna pelaksanaan program tahun yang akan datang serta untuk mengantisipasi permasalahan-permasalahan yang mungkin terjadi.




                                                                                                                                                            Jombang, 31 desember 2015
                                                                                 Kepala UPTD Puskesmas Blimbing Gudo


                                                                  dr.Andri Suharyono, MKP
                                                                               NIP. 196612052001121001

No comments:

Post a Comment